Banyak masalah yang dibahas dalam pertemuan SOM ini termasuk di antaranya masalah Palestina dan upaya penyelesaiana masalah minoritas yang dihadapi sejumlah negara,"
Kairo (ANTARA News) - Pertemuan tingkat pejabat senior (Senior Officials` Meeting/SOM) mulai digelar di Kairo, Mesir, pada Sabtu (2/2) untuk mempersiapkan agenda Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

Sekretaris Jenderal OKI, Ekmeleddin Ihsanoglu, membuka pertemuan SOM tersebut yang dihadiri 55 negara anggota termasuk Indonesia.

Dalam sambutannya Ihsanoglu menyampaikan terima kasih kepada Mesir atas kesiapannya menjadi tuan rumah KTT OKI ke-12 ini.

Sementara itu, Delegasi SOM dari Indonesia dipimpin oleh Dr Desra Percaya, Wakil Tetap Indonesia untuk PBB di New York, AS didampingi beberapa anggota termasuk Direktur Urusan Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang pada Direktorat Jenderal Multilateral, Kementerian Luar Negeri.

Dalam perbincangan dengan ANTARA Kairo di sela sidang tersebut, Desra Percaya menjelaskan, pertemuan SOM ini membahas banyak masalah yang diajukan negara-negara anggota.

"Banyak masalah yang dibahas dalam pertemuan SOM ini termasuk di antaranya masalah Palestina dan upaya penyelesaian masalah minoritas yang dihadapi sejumlah negara," papar Desra.

Menyangkut Palestina, katanya, Indonesia mendesak kepada dunia Internasional untuk terus menekan Islam agar menghentikan permukiman Yahudi di wilayah-wilayah Palestina yang didudukinya.

Disebutkan, hasil pertemuan SOM ini selanjutkan akan diajukan untuk agenda pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri (KTM) pada Senin dan Selasa (4-5/2).

Pertemuan puncak atau KTT akan berlangsung dua hari pada Rabu dan Kamis (6-7/2) di Hotel Fairmont Towers, Heliopolis, dekat Bandar Udara Internasional Kairo.

KTT ini sedianya digelar di Hotel Dusit Thani LakeView di Distrik Tagammu Khamis, New Cairo, tempat pertemuan SOM digelar, namun belakangan dipindah ke hotel dekat Bandara Kairo karena alasan keamanan.

Distrik Tagammu Khamis di pinggiran Kairo Timur merupakan kawasan elit yang dikenal sebagai tempat pengadilan terhadap mantan Presiden Honsi Mubarak yang telah divonis hukuman penjara seumur hidup.

Di sisi lain, stabilitas keamanan di Mesir masih belum kondusif akibat maraknya aksi demonstrasi anti pemerintah, yang dalam sepekan terakhir menewaskan sedikitnya 60 orang dan ratusan orang lagi cedera.

Dalam bentrokan terbaru di luar kompleks Istana Presiden pada Jumat petang hingga Sabtu (2/2) dinihari menewaskan satu orang dan melukai 79 orang.

(M043/Z002)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013