Jakarta (ANTARA News) - Pengguna celana jin di Indonesia kurang berani memakai sesuatu yang unik dan trendi dibandingkan pembeli di Amerika Serikat.

Hal itu dikemukakan Angelina Handayani setelah mengamati perilaku konsumen setelah "mencicipi" pekerjaan di brand jin di dua negara itu.

Pembeli Amerika, lanjut dia, lebih terbuka dalam menerima perubahan tren dan gaya unik.

"Kalau saya saat di Amerika kan merasakan empat musim, jadi bosan kalau pakai yang sama, inginnya pakai jin yang berbeda-beda tiap musim," kata lulusan Fashion Institute of Design and Merchandising, Los Angeles pada diskusi "Jeans untuk Semua: Ikon Amerika" di @america, Jakarta, Rabu malam.
 
"Kalau di Amerika, pembelinya berani pakai warna yang lebih cerah karena itulah juga mereka baca di majalah fashion, semakin cerah warnanya semakin keren," ungkap perempuan yang berkecimpung 5,5 tahun di brand jin Amerika.

Sementara itu, pembeli Indonesia cenderung main aman.

"Indonesia lebih suka basic jin, basic skinny jeans dan dark wash," kata dia setelah mengamati perilaku konsumen brand jin Indonesia tempatnya bernaung selama setahun.

Meskipun begitu, ada juga pembeli Indonesia yang berani "ambil risiko" dan mengikuti tren serta jin berwarna-warni.

"Tapi hanya sebagian kecil pembeli, mayoritas stay safe," tukas perempuan yang akan membuka lini fashion miliknya sendiri itu.

(nan) 

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013