Jakarta (ANTARA News) - Penderita luka bakar berisiko tinggi menderita malnutrisi, kata ahli gizi dari Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Inge Permadhi, Ms. SpGK,.

Inge mengungkapkan, banyak penderita luka bakar yang juga menderita malnutrisi karena porsi makan yang dikonsumsi sama seperti waktu mereka sehat.

"Luka bakar akan terus mengambil nutrisi dari makanan yang dikonsumsi, untuk memperbaiki jaringan-jaringan yang rusak," kata Inge usai seminar mengenai luka bakar di Jakarta, Sabtu.

Inge menjelaskan, sebagian besar penderita luka bakar mengkonsumsi makanan hanya untuk bertahan hidup tetapi tidak untuk menyembuhkan luka. Padahal kalori sangat diperlukan dalam menjaga pertahanan tubuh.

"Penderita luka bakar harus melengkapi nutrisi untuk meningkatkan sistem imunitas tubuhnya," jelas Inge.

Penderita luka bakar yang mengalami kesulitan mengonsumsi makanan, sebaiknya mengonsumsi makanan cair kaya nutrisi.

"Setidaknya, asupan nutrisi dan kalori yang harus mereka konsumsi jumlahnya satu setengah kali lebih banyak daripada biasanya," tutur Inge.

Untuk mencegah mual akibat porsi makanan terlalu banyak, penderita luka bakar mayor biasanya mendapat asupan makan delapan kali sehari atau setiap tiga jam sekali, demikian Inge. 

(M048)

Pewarta: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013