bahkan tampak air laut sudah mengalir dan membasahi jalan trans Sulawesi...
Mamuju (ANTARA News)- Jalur trans Sulawesi yang melintas di pesisir Desa Tampalang Kecamatan Tampalang Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat nyaris putus akibat abrasi pantai.

Air laut tinggal satu meter akan menyentuh jalan di jalur trans sulawesi di desa Tampalang sehingga jalan itu tampak nyaris putus akibat abrasi. Demikian berdasarkan pemantauan ANTARA, di Mamuju, Rabu.

Abrasi pantai yang melanda Desa Tampalang Kecamatan Tampalang sudah semakin parah karena gelombang air laut pasang terus menerus menghantam bibir pantai sehingga nyaris memutus jalur trans Sulawesi yang menjadi penghubung antara Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene.

Ketika gelombang pasang terjadi disaat cuaca tidak bersahabat bahkan tampak air laut sudah mengalir dan membasahi jalan trans Sulawesi kemudian perlahan tapi pasti mengikis sepadan jalan trans Sulawesi itu.

Pemandangan itu tampak memprihatinkan karena apabila tidak diantisipasi sesegera mungkin maka jalur trans Sulawesi yang dikhawatirkan warga sebelumnya akan putus itu karena terkikis itu akan benar-benar putus.

Agus salah seorang warga mengatakan, sudah sebulan lamanya abrasi pantai terjadi dan mengancam memutuskan jalur trans Sulawesi namun belum ada antisipasi pemerintah.

"Awalnya abrasi pantai masih jauh dari badan jalan sekitar 10 meter namun karena gelombang pasang terus terjadi mengikis pantai maka abrasi hanya tinggal semeter lagi menyentuh badan jalan," katanya.

Menurutnya, sebelumnya pada tahun lalu di bagian selatan sekitar 20 meter dari jalan trans Sulawesi yang akan putus ini, juga sudah diterjang abrasi dan gelombang pasang namun kala itu pemerintah lansung mengantisipasi dengan membangun bronjong.

Oleh karena itu juga meminta pemerintah segera mengantisipasi ancaman abrasi yang akan memutus jalur trans Sulawesi itu agar aktivitas masyarakat tidak terganggu.

"Ancaman akan putusnya jalur trans Sulawesi akibat abrasi pantai harus segera diantisipasi pemerintah sebelum bertambah parah karena dapat mengganggu aktivitas masyarakat apabila jalan itu benar benar putus," katanya.

(ANT)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013