Untuk itu, yayasan sosial yang kini bekerja melalui medium-medium budaya untuk mewujudkan Indonesia tanpa diskriminasi ini, mengucapkan welcome dan marhaban untuk Pakta Integritas,"
Jakarta (ANTARA News) - Pakta Integritas yang dikeluarkan Majelis Tinggi Partai Demokrat pada Minggu (10/2), terutama pada butir 2 dan 3, dinilai sesuai dengan visi dan misi yang selama ini diemban Yayasan Denny JA untuk Indonesia tanpa Diskriminasi.

"Untuk itu, yayasan sosial yang kini bekerja melalui medium-medium budaya untuk mewujudkan Indonesia tanpa diskriminasi ini, mengucapkan welcome dan marhaban untuk Pakta Integritas," kata Novriantoni Kahar, Direktur Yayasan Dennya JA untuk Indonesia tanpa Diskriminasi dalam keterangan pers di Jakarta, Rabu.

Novriantoni mengatakan, terlepas dari kontroversi tentang konteks keluarnya yang terkait dengan kekisruhan internal Partai Demokrat,  pihaknya melihat Pakta Integritas yang telah mengadopsi isu anti diskriminasi, terutama poin 2 dan 3, sudah sangat sesuai dengan visi dan misi Yayasan Denny JA untuk Indonesia tanpa Diskriminasi.

Sebelumnya, pendiri sekaligus donatur Yayasan, Denny Januar Ali, melalui akun twitternya @DennyJA_World telah lebih dulu mengucapkan selamat kepada butir-butir Pakta Integritas yang memuat unsur nondiskriminasi.

"Pakta Integritas Demokrat sejalan dengan ‘Indonesia Tanpa Diskriminasi’, tidak mendiskriminasi warga, apapun identitas sosialnya. Bravo!" tulis pakar survei dan konsultan politik pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) itu.

Sehari kemudian, Denny JA lebih jauh menyatakan bahwa diadopsinya prinsip "Indonesia Tanpa Diskriminasi" yang selama ini menjadi syiar Yayasan Denny JA di dalam Pakta Integritas adalah sebuah kemajuan politik.

Sebab, pada 23 Desember 2012, Yayasan Denny JA dan LSI Community baru mengeluarkan survei tentang rendahnya kepercayaan publik Indonesia terhadap komitmen Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam menjaga keragaman Indonesia, baik keragaman ideologi maupun keragaman primordial seperti agama dan suku-bangsa.

"Terlepas apakah Pakta Integritas merespon rilis survei Yayasan Denny JA secara langsung atau tidak langsung, kami percaya bahwa setiap dokumen penting ke-Indonesia-an haruslah memuat prinsip-prinsip nondiskriminasi dan penegasan untuk menjaga keragaman Indonesia," kata Novriantoni Kahar.

Peneliti dari LSI Community, Adjie Alfarabi juga menyambut baik diadopsinya isu penting soal antidiskriminasi tersebut dalam Pakta Integritas Partai Demokrat.

"Dari survei-survei yang kami lakukan, kita tahu bahwa isu keragaman dan anti-diskriminasi ini sesungguhnya cukup kuat berakar di masyarakat Indonesia yang majemuk. Jadi tinggal menunggu waktu saja agar spirit ini dipertimbangkan dan diadopsi partai politik ke dalam bagian dari strategi kampanye mereka." jelas Adjie.   

Sebagaimana diketahui, 2 dari 10 butir Pakta Integritas Partai Demokrat menyebutkan:
"Dalam menjalankan tugas dan pengabdian saya, utamanya dalam melayani, mensejahterakan masyarakat, saya akan senantiasa adil dan bekerja untuk semua dan tidak akan pernah menjalankan kebijakan yang diskriminatif, oleh perbedaan agama, etnik, suku, gender, daerah, posisi politik dan perbedaan identitas yang lain".

Butir tiga menegaskan ideologi dan komitmen Partai penguasa ini. "Sesuai ideologi, dan platform Partai Demokrat, saya --kader-kader Partai Demokrat-- akan sungguh-sungguh memperkuat harmoni dan toleransi yang majemuk, berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945, Pancasila, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika." (*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013