Kreativitas masyarakat inilah yang akan membuat Yogyakarta menjadi hidup
Yogyakarta (ANTARA News) - Gunungan kue keranjang yang tersusun atas 6.666 buah kue khas perayaan Imlek memperoleh anugerah dari Museum Rekor Indonesia (Muri) sebagai gunungan kue keranjang terbanyak dan dicatat sebagai rekor ke-5831.

Piagam rekor dari Muri itu diserahkan secara langsung oleh kepada Ketua Umum Jogja Chinese Art Culture Centre dan kepada pembuat gunungan kue keranjang di sela-sela karnaval budaya dan Jogja Dragon Festival ke-2 dalam rangka Pekan Budaya Tionghoa (PBTY) VIII di Titik Nol Kilometer Yogyakarta, Sabtu (23/2) malam.

Tinggi gunungan kue keranjang tersebut juga melambangkan angka tahun baru China yaitu 2,56 meter. Susunan 6.666 kue juga melambangkan bahwa shio ular adalah shio urutan keenam dari 12 shio pada penanggalan China.

Bentuk gunungan juga dipilih untuk melambangkan akulturasi budaya dengan budaya Yogyakarta. Di gunungan kue keranjang tersebut juga terdapat empat patung ular yang melambangkan rejeki berlipat-lipat.

Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X saat membuka karnaval budaya dan Jogja Dragon Festival mengatakan, kegiatan tersebut akan memperkaya pesona Kota Yogyakarta sebagai Kota Budaya yang kreatif.

"Kreativitas masyarakat inilah yang akan membuat Yogyakarta menjadi hidup," kata Sultan.

Kegiatan karnaval budaya dan Jogja Dragon Festival diikuti oleh sebanyak 29 perkumpulan dengan total peserta 1.030 orang yang di antaranya menampilkan sejumlah paguyuban Tionghoa di Yogyakarta.

Arak-arakan karnaval dimulai dari Taman Parkir Abu Bakar Ali melalui Jalan Malioboro, Titik Nol Kilometer, dan berakhir di Alun-Alun Utara Yogyakarta

Bergodo Daeng dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menjadi pembuka karnaval budaya. Pasukan tersebut pada awalnya berasal dari Makassar yang kemudian bergabung dengan keraton.

Selain itu, juga tampil kesenian liong Hoo Hap Hwe, maskot patung ular, adat pernikahan suku dan wushu, barisan pelajar China dari Universitas Ahmad Dahlan, becak tradisional Tiongkok, dan marching band dari Akademi Angkatan Udara (AAU).

Sedangkan Jogja Dragon Festival diikuti tujuh kelompok kesenian liong di antaranya dari Yogyakarta, Magelang, Semarang, Ambarawa, dan Salatiga.

Ketua Umum Pekan Budaya Tionghoa (PBTY), Tri Kirana Muslidatun, mengatakan kegiatan tahunan yang sudah memasuki penyelenggaraan tahun ke delapan menunjukkan Yogyakarta istimewa.

"Tahun ini, tema utama yang diusung adalah Harmoni Budaya Yogyakarta," katanya.

Kegiatan itu diakhiri dengan pesta kembang api dan pembagian kue keranjang kepada masyarakat yang memadati Titik Nol Kilometer.
(E013)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013