Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan pemerintah mempercepat pasokan daging untuk menstabilkan harga daging sapi yang melonjak beberapa waktu terakhir ini.

"Kita akan segera menstabilkan harga daging sapi dengan mempercepat pasokan daging sapi," kata Hatta Rajasa saat konferensi pers "Kebijakan Stabilisasi Harga Pangan" di Gedung Kemenko Perekonomian di Jakarta, Senin.

Menurut dia, pemerintah melalui Kemendag akan ke rumah potong hewan untuk mengetahui pasokan daging sapi hidup dan sapi beku. Jaminan pasokan bisa menekan sehingga harga daging sapi membaik.

"Ada 400 rumah potong hewan (RPH)sehingga kita melihat pasokan dan permintaan secara online. Pasokan untuk DKI, Jawa Barat dapat dipercepat pasokannya dari daging sapi beku dan sapi hidup yang ada, berbarengan dengan supply and demand," katanya.

Selain itu, lanjutnya, pengadaan sapi impor diputuskan mekanismenya melalui lelang. Pengadaan impor tersebut akan transparan atau terbuka terhadap perusahaan importir kredibel yang terdaftar di Mendag. "Mekanisme pelelangan impor sapi akan diatur oleh Mentan."

Ia mengatakan Kementan menggandeng PT Kereta Api dan PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) guna pengangkutan daging sapi ke Jakarta.

"Kementan mempercepat pasokan daging sapi dari kawasan indonesia timur dengan kapal khusus dan kereta api. pada April 2013 mendatang moda kereta api dapat membawa daging sapi beku dan sapi hidup dari Surabaya ke Jakarta. Sementara Pelni sudah menyiapkan kapal laut dari NTB dan NTT untuk mengangkut sapi," katanya.

Ia menambahkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan mengembangkan peternakan sapi di dalam perkebunan sebanyak 100 ribu ekor.

"Di dalam peternakan tersebut juga akan dikembangkan sapi betina. Karena dikembangkan di dalam perkebunan sapi bisa mencari makannya sendiri," ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Budi Daya Ternak Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Fauzi Luthan, mengatakan, tahun ini pemerintah tidak berencana menambah kuota impor daging beku maupun sapi bakalan.

"Harga naik bukan karena tidak ada suplai di dalam negeri, tapi perdagangannya saja yang belum tertata baik," kata Fauzi Luthan seusai mengunjungi usaha pembibitan sapi milik peternak, di Tuban, Jawa Timur, Sabtu malam (23/2).

Fauzi menyatakan, peternak sudah mulai banyak yang melakukan usaha pembibitan dan penggemukan sapi. Namun, peternak kesulitan untuk mendistribusikannya ke luar daerah.

"Memang sudah ada beberapa peternak yang bekerja sama langsung dengan konsumen dari Jakarta dan sekitarnya. Salah satunya peternak di Jawa Timur," ujarnya.

Peternak pembibitan dan penggemukan sapi di Jawa Timur, Joko Utomo, mengatakan, dirinya memiliki usaha pembibitan sapi sebanyak 700 ekor dan 2.000 ekor usaha penggemukan sapi. Ia mengaku berani masuk ke dalam usaha ternak sapi karena mampu mencari alternatif untuk menekan biaya pakan.

"Kami manfaatkan limbah-limbah seperti kulit kopi, kulit kacang, onggok, sehingga lebih murah, tidak sampai Rp 1.000 per kilogram," ujarnya.

Dari usaha ternak inilah, mulai Maret mendatang, ia mencoba mengirim karkas kepada asosiasi pedagang daging di Jakarta. Joko sudah menjalin kerja sama dengan Asosiasi Pengolahan Daging Skala UKM dan Rumah Tangga (Aspedata) untuk menyuplai karkas.

"Tadinya kami hanya jual sapi saja kepada pembeli. Tapi karena biaya angkut sapi mahal, kami akan coba potong di sini dan jual karkas," katanya.

Menurut dia, biaya angkut sapi ke luar provinsi sekitar Rp 450 per kilogram bobot hidup sapi. Sapi yang boleh dikirim ke luar Jawa Timur minimal berbobot 400 kilogram.

Kerja sama dengan Aspedata akan dilakukan pada 1 Maret mendatang dengan pengiriman karkas sebanyak 1 kontainer atau seberat 10-15 ton. Aspedata telah sepakat akan membeli karkas seharga Rp70 ribu per kilogram, meski biaya transportasi tetap ditanggung Joko.

(A063/S004)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013