Jakarta (ANTARA News) - Nano Riantiarno, sutradara lakon Sampek Engtay dari Teater Koma, mengungkapkan persiapan pentas kisah cinta dari Tiongkok itu memakan waktu 2,5 bulan, lebih pendek dari persiapan lakon lainnya.


Biasanya, Teater Koma butuh waktu empat bulan untuk mempersiapkan sebuah lakon, lanjut Nano. Namun, Sampek Engtay menjadi perkecualian karena merupakan lakon yang sering dimainkan.

Pada 2004, lakon yang disadur Nano Riantiarno dari 13 versi itu mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia sebagai pentas teater yang sudah ditampilkan sebanyak 80 kali selama 16 tahun dengan tujuh pemain dan empat pemusik yang sama. Sejak 1988, Sampek Engtay sudah dimainkan sebanyak 85 kali pertunjukan.

"Sampek Engtay, Bukan Cinta Yang Biasa" yang akan dipentaskan di Gedung Kesenian Jakarta, 13-23 Maret 2013 menampilkan Ade Firman Hakim sebagai Sampek, sementara Engtay dimainkan Tuti Hartati.

"Kebanyakan pemain sudah pernah ikut, tapi perannya beda. Yang paling baru itu Ade, jadi dia yang paling saya 'gedor'. Kalau pemain lain latihan sampai Jumat, Ade Minggu juga latihan," tutur Nano di Jakarta, Rabu.

Lakon berdurasi sekitar tiga jam itu akan diramaikan juga oleh Ratna Riantiarno, Budi Ros, Dorias Pribadi, Rita Matu Mona, Emmanuel Handoyo, Dudung Hadi, Rangga Riantiarno, Alex Fatahillah, Anneke Sihombing, Andhini Puteri, dan Pandoyo Adinugroho.

Sampek Engtay kali ini merupakan produksi ke-127 dari teater yang telah berdiri selama 36 tahun. Ratna Riantiarno, salah satu pendiri Teater Koma mengatakan, teater itu rasanya sudah menjadi keluarga besar baginya.

"Ada yang dari bujangan sampai punya cucu masih di Teater Koma, ikut berkembang selama pilihan tahun," kata dia.

(nan)

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013