Sampit, Kalteng (ANTARA News) - Limbah pabrik sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit di Desa Kabuau, Kecamatan Parenggean, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah diduga sering meluap sehingga dikhawatirkan mencemari lingkungan.

"Kami rencananya akan meninjau ke lokasi tersebut," kata Direktur Eksekutif Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Save Our Borneo (SOB) Kalimantan Tengah (Kalteng), Nordin, di Sampit Kamis.

Berdasarkan laporan masyarakat yang kami terima limbah pabrik pengolahan minyak mentah kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO), milik salah satu perkebunan di kawasan desa Kabuau Kecamatan Parenggean, Kabupaten Kotim sering meluap.

Untuk sementara nama prusahaan perkebunan kelapa sawit pemilik pabrik CPO tersebut belum bisa dibeberkan, karena tim SOB belum turun ke lapangan dan masih dalam bentuk laporan masyarakat.

Tim SOB turun ke lapangan guna mengumpulkan data dan untuk memastikan laporan masyarakat tersebut. Saat musim hujan seperti sekarang, penampungan limbah memang sangat rawan meluber.

Luapan limbah bisa mencemari lingkungan, khususnya sejumlah sungai yang ada di sekitar pabrik, padahal selama ini sungai itu menjadi sumber air warga.

"Pengawasan di lapangan masih lemah karena kami punya data, tidak sedikit perusahaan yang membuang limbah ke anak sungai sehingga mengalir ke sungai atau danau. Ini sangat berbahaya karena masyarakat kita menggunakan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari," katanya.

Sebelumnya Nordin sudah mengingatkan kepada pemerintah daerah, dalam hal ini Badan Lingkungan Hidup (BLH) daerah itu agar serius melakukan pengawasan terhadap pengoperasian pabrik CPO.

Di Kabupaten Kotim banyak terdapat pabrik CPO milik perkebunan kelapa sawit, dan sangat rentan terjadi pencemaran limbah sawit, apalagi jika melihat pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah daerah yang terbilang lemah.

Dia meminta keseriusan pemerintah daerah dalam melakukan pengawasan di lapangan. Jika terjadi pencemaran lingkungan, maka yang merasakan dan dirugikan adalah masyarakat luas.

(KR-UTG)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013