Pengembangan organisasi merupakan bagian dari peningkatan kualitas pelayanan yang akan diikuti dengan pembukaan kantor cabang, kantor cabang pembantu, dan outlet di seluruh Indonesia,"
Makassar (ANTARA News) - PT Jamsostek akan membentuk tiga kantor wilayah baru dan 51 kantor cabang, kantor cabang pembantu, dan outlet pelayanan sebagai bagian dari pemekaran dan mendekatkan pelayanan kepada peserta jaminan sosial pada April 2013 ini.

Dirut PT Jamsostek Elvyn G Masassya seusai acara temu pengusaha (costumer gathering) di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat, mengatakan bahwa pengembangan organisasi itu merupakan konsekuensi logis dari transformasi perusahaan menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan pada 1 Juli 2015 nanti.

Hadir dalam acara itu Asisten III Pemerintah Provinsi Sulsel Amal Nazir, Komisaris PT Jamsostek Iskandar Muhyar, Direktur Kepesertaan Jamsostek Junaedi, Direktur Perencanaan dan Pengembangan PT Jamsostek Agus Supriadi, Karo Humas Jamsostek Kuswahyudi Kusnidar, dan sekitar 300 pengusaha di wilayah VIII (Sulawesi hingga Papua).

"Pengembangan organisasi merupakan bagian dari peningkatan kualitas pelayanan yang akan diikuti dengan pembukaan kantor cabang, kantor cabang pembantu, dan outlet di seluruh Indonesia," kata Elvyn pula.

Kantor wilayah baru itu dibuka di Pekanbaru, Serang, dan Ambon sehingga jumlahnya menjadi 11 kanwil.

Dia juga memaparkan kemajuan persiapan transformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan, pada Kamis (7/3) dilakukan perjanjian kerja sama persiapan pengalihan program Jaminan Pelayanan Kesehatan kepada PT Askes yang akan menjadi BPJS Kesehatan.

"Pengalihan itu menyangkut kepesertaan dan jaringan pelayanan yang diharapkan akan tuntas pada 31 Desember 2013," ujar Elvyn.

Menurut dia, pada tahun ini juga akan dilakukan pemisahan aset yang kajiannya akan melibatkan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.

Ketika ditanya tentang kewajiban pembayaran satu iuran untuk pelayanan kesehatan yang dikelola BPJS Kesehatan dan Jaminan Kecelakaan, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, dan Jaminan Pensiun yang dikelola BPJS Ketenagakerjaan, Elvyn menyatakan perusahaan akan membayar ke bank kostudi yang akan membaginya pada masing-masing rekening BPJS.

"Jadi pengusaha cukup bayar ke satu rekening lalu bank memisahkannya ke rekening masing-masing BPJS," kata dia.

Konsep itu, ujar dia, memudahkan perusahaan dan juga badan penyelenggara jaminan sosial.

Menjelang transformasi, PT Jamsostek mengelola aset Rp135,2 triliun pada 2012, dan diharapkan akan menjadi Rp142 triliun pada akhir tahun ini.

Hasil investasi Jamsostek pada periode yang sama Rp13,2 triliun, dan target tahun ini menjadi Rp14 triliun dengan 260 ribu perusahaan peserta dan 11,3 juta pekerja peserta aktif.
(E007)

Pewarta: Erafzon SAS
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013