Khartoum (ANTARA News) - Militer Sudan menyatakan pasukannya menghadapi gerak maju pemberontak di negara bagian Blue Nile yang berbatasan dengan Sudan Selatan, sementara gerilyawan menyatakan mereka melakukan "penarikan taktis" setelah "satu operasi yang sukses".

Juru Bicara Angkatan Bersenjata Sudan As-Sawarmi Khalid Saad mengatakan militer telah mematahkan serangan pemberontak di Daerah Surkum di Negara Bagian Blue Nile.

"Prajurit Angkatan Bersenjata berhasil ... menegaskan banyak pemberontak" dalam pertempuran yang berkecamuk dari Ahad larut malam sampai Senin pagi, kata juru bicara itu kepada Reuters.

Arnu Lodi, Juru Bicara bagi kelompok pemberontak Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan-Utara (SPLM-N), memberikan keterangan yang berbeda.

"Kami mundur untuk alasan taktis," katanya. Ia menambahkan penarikan itu "dilakukan setelah serangan pemberontak terhadap kamp pemerintah di daerah tersebut pada Ahad".

Pemberontak menuduh Pemerintah di Khartoum melakukan diskriminasi terhadap masyarakat mereka di perbatasan, dan telah bergabung dengan persekutuan pemberontak dari daerah lain. Pemberontak berikrar akan menggulingkan Presiden Sudan Omar Hassan Al-Bashir.

Kedua pihak seringkali memberikan keterangan yang bertolak-belakang mengenai pertempuran di berbagai wilayah terpencil, yang sangat sulit untuk diabsahkan secara terpisah akibat pembatasan oleh pemerintah bagi akses buat pengamat independen.

Kerusuhan di Negara Bagian Blue Nile dan negara bagian lain di perbatasan, Kordofan Selatan, telah membuat tegang hubungan antara kedua negara. Daerah perbatasan terpencil tersebut telah dilanda konflik sejak Sudan Selatan memisahkan diri dari Sudan sebagai negara merdeka pada Juli 2011.

(C003)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013