Jakarta (ANTARA News) - Banyak orang percaya bahwa penyakit jantung, yang merupakan pembunuh utama masyarakat modern, adalah penyakit yang disebabkan oleh gaya hidup dan pola makan tinggi lemak.

Ternyata, bukti menunjukkan bahwa nenek moyang kita mungkin memiliki risiko serupa seperti yang kita miliki di dunia modern.

Peneliti menggunakan Whole Body CT scan pada 137 mumi dari berbagai daerah di sekitar pegunungan Andes, Mesir , serta Kutub Utara. Mereka menemukan bahwa setidaknya sepertiga dari spesimen yang diawetkan ini pernah mengalami pengerasan pembuluh darah arteri.

Para ilmuwan memaparkan bahwa pembuluh darah arteri bisa mengeras akibat endapan kolesterol yang membuat  pembuluh mengalami pengapuran.

"Kami telah menunjukkan bahwa penyakit jantung merupakan pembunuh berantai yang mengintai manusia selama 4.000 tahun," kata pemimpin penulisan hasil studi tersebut, Dr Randall C. Thompson, ahli jantung di Saint Luke Mid America Heart Institute di Kansas City seperti dikutip MedicalDaily.

"Beberapa orang percaya bahwa gaya hidup pemburu-pengumpul lebih alami daripada makanan buatan yang kita konsumsi," kata Thompson.

Sekitar 38 persen mumi dari Mesir memiliki tanda-tanda aterosklerosis, atau pengerasan arteri. 25 persen mumi dari Peru terkena dampak pengerasan arteri, sementara 40 persen mumi Indian Pueblo yang diawetkan dari daerah barat daya Amerika dan 60 persen Unangans dari Kepulauan Aleutian di lepas pantai Amerika Utara terdeteksi pengerasan arteri.

Para peneliti menyimpulkan bahwa penyakit jantung mungkin merupakan bagian normal dari proses penuaan manusia.

"Temuan ini menunjukkan bahwa pemahaman kita tentang faktor-faktor penyebab aterosklerosis tidak lengkap, dan penyakit ini erat kaitannya pada proses penuaan manusia."

(M048)

Penerjemah: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013