Inflasi pada tahun ini disebabkan adanya tekanan"
Jakarta (ANTARA News) - Ekonom Utama Bank Dunia Jim Brumby memperkirakan laju inflasi Indonesia pada akhir 2013 berada pada kisaran 5,5 persen atau lebih tinggi dari perkiraan pemerintah yang tercantum dalam APBN 2013 sebesar 4,9 persen.

"Inflasi pada tahun ini disebabkan adanya tekanan, dampak dari berbagai kebijakan pemerintah," ujarnya di Jakarta, Senin.

Jim mengatakan tekanan yang dapat meningkatkan laju inflasi tersebut berasal dari kebijakan upah minimun provinsi, pembatasan impor hortikultura dan kenaikan tarif tenaga listrik secara bertahap.

"Dampak dari kebijakan tersebut terlihat dari tingginya laju inflasi pada dua bulan pertama dan secara keseluruhan nantinya pada semester pertama 2013," ujarnya.

Menurut dia, perkiraan ini juga berada pada batas atas laju inflasi dari Bank Indonesia sebesar 4,5 persen plus minus satu persen, karena tingginya konsumsi domestik serta adanya pertumbuhan kredit.

"Tekanan di pasar properti menyebabkan adanya kenaikan harga yang kuat, sedangkan laju pertumbuhan kredit juga memerlukan pemantauan lebih lanjut," kata Jim.

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan target laju inflasi pada akhir tahun 2013 sebesar 4,9 persen masih dapat tercapai, walaupun inflasi pada awal tahun tergolong tinggi.

"Pemerintah masih punya waktu, karena bulan-bulan berikutnya bisa deflasi," ujarnya.

Menurut dia, pada tahun ini masih mungkin terjadi pada deflasi pada Maret-April dan September-Oktober, sehingga kemungkinan laju inflasi pada akhir tahun 2013 tidak meningkat tajam.

BPS mencatat laju inflasi pada Februari 2013 yang mencapai 0,75 persen, merupakan angka tertinggi dibandingkan bulan yang sama dalam sepuluh tahun terakhir.

Sebelumnya, laju inflasi Januari tercatat 1,03 persen, sehingga laju tahun kalender 2013 mencapai 1,79 persen dan secara year on year (yoy) 5,31 persen.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013