New York (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, mengecam keras serangkaian serangan bom mobil mematikan di Ibu Kota Irak, Baghdad, dan menyampaikan dukungan penuh bagi upaya wakil khususnya yang bekerja dalam "kondisi sangat sulit".

Ban mengeluarkan pernyataan itu pada Selasa (19/3) ketika ia bertemu dengan utusan khususnya untuk Irak, Martin Kobler, di Markas PBB di New York.

"Sekretaris Jenderal mengutuk dengan sekeras-kerasnya serangan bom hari ini di Baghdad, dan menyampaikan belasungkawa terdalamnya kepada keluarga korban," kata kata Juru Bicara Ban, Martin Nesirky, seperti dikutip kantor berita Xinhua.

Kobler, yang juga memimpin Misi Bantuan PBB untuk Irak (UNAMI), sebelumnya juga mengutuk gelombang serangan bom mematikan di Ibu Kota Irak tersebut.

Menurut beberapa laporan, sedikitnya 17 orang tewas dan 64 orang lagi cedera dalam rangkaian pemboman di Baghdad pada Selasa.

Kerusuhan dan serangan bom berkekuatan besar secara sporadis masih umum terjadi di kota besar Irak kendati ada penurunan dramatis kerusuhan sejak puncaknya pada 2006 dan 2007, ketika negeri itu tenggelam dalam pembunuhan sektarian setelah perang pimpinan AS di Irak.

Selama pertemuan tersebut, Kobler menjelaskan kepada Ban mengenai keputusan Pemerintah Irak untuk menunda pemilihan umum di beberapa provinsi Irak.

Kabinet Irak pada Selasa (19/3) memutuskan untuk menunda pemilihan umum provinsi selama maksimal enam bulan akibat situasi keamanan yang memburuk di seluruh negeri itu.


Penerjemah : Chaidar Abdullah

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013