Sangatta (ANTARA News) - Sebanyak 1.425 jiwa penduduk warga eks-transmigrasi di Desa Kongbeng Indah Kecamatan Kongbeng Kabupaten Kutai Timur Kalimantan Timur, selama bertahun-tahun hanya bergantung air hujan untuk konsumsi setiap harinya, seperti untuk masak dan minum.

"Sejak 1989, masuk ke Desa Kongbeng Indah, sebagai warga transmigrasi sampai sekarang ini tahun 2013, hanya berharap air hujan untuk makan dan minum sehari-hari," kata Stevanus warga desa Kongbeng Indah, di Sangatta, Rabu.

Menurut Stevanus, eks warga transmigrasi asal Nusa Tenggara Timur (NTT) itu Sejak 1989 sampai tahun 2013 sekarang ini Desa Kongbeng Indah, telah berenduduk 625 Kepala Keluarga (KK) atau sebanyak 1..425 jiwa minum dan masaknya dari air hujan.

Air hujan ditampung di wadah plastik atau tandon dari jatah pembagian ketika mereka pertama kali tiba Setiap rumah penduduk memiliki tempat penampungan air hujan yang bisa bertahan hingga beberapa hari hingga berminggu-minggu, agar tidak kehabisan saat musim kemarau.

"Intinya, seratus persen warga kami air minum dan masak air hujan, sedangkan untuk mandi dan cuci itu air sumur gali yang dibuat di masing-masing sekitar rumah penduduk," katanya

Kepala Desa Kongbeng Indah, Anwar, juga membenarkan belum adanya air PDAM di kawasan tersebut membuat warganya mengandalkan air hujan untuk minum dan masak serta menggunakan air sumur gali untuk mandi dan cucian setiap harinya.

"Memang ada air isi ulang yang dijual, namun kan tidak semua warga mampu membeli air isi ulang, makanya memilih air hujan," kata Kades Anwar.

(KR-ADI)

Pewarta: Adi Sagaria
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013