Kemitraan global bukan hanya kerja sama negara maju dan berkembang, bukan hanya negara dan `non-state actor`, bukan hanya pengurangan kemiskinan tapi juga permbangunan berkelanjutan,"
Nusa Dua (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan pertemuan keempat panel tinggi PBB mengenai agenda pembangunan pasca-2015 menyepakati bentuk kerja sama kemitraan global untuk erja sama pembangunan baru setelah berakhirnya Tujuan Pembangunan Milenium.

Hal itu disampaikan Presiden Yudhoyono dalam konferensi pers bersama Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf dan Menteri Pembangunan Internasional Inggris Justine Greening di Nusa Dua, Bali, Rabu petang, seusai pertemuan panel PBB itu.

"Kemitraan global bukan hanya kerja sama negara maju dan berkembang, bukan hanya negara dan `non-state actor`, bukan hanya pengurangan kemiskinan tapi juga permbangunan berkelanjutan," katanya.

Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan panel tinggi PBB itusetelah sebelumnya rangkaian pertemuan itu dilaksanakan di New York (September 2012) yang menyepakati fokus pembahasan pada pengurangan kemiskinan global, London (November 2012) yang fokus pada individual dan rumah tangga , dan di Monrovia pada Januari 2013 yang lalu yang fokus pada blok pembangunan nasional.

"Kami bahas (di Bali) secara utuh yang jadi perhatian utama (terkait kemitraan global) berangkat dari sebuah evaluasi menyangkut kerja sama global dalam pencapaian MDGs," kata Presiden.

Menurut Presiden, pembahasan menjadi sangat menarik karena banyak pandangan yang diungkapkan anggota panel termasuk dari sisi pendanaan, aspek berbagi tehnologi, perdagangan dan pemerintahan.

Dengan disesepakatinya bentuk kemitraan global itu maka panel dapat mulai menyusun dokumen hasil pembahasan yang akan diserahkan pada Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki moon pada Mei mendatang.

"`Outcome document` itu akan berisi, visi agenda dan juga tujuan atau goals dengan narasi yang diperlukan," katanya seraya menyebutkan bahwa judul atau topik "outcome document" itu adalah "Push 2015 Development Agenda"," katanya.

Namun menurut Presiden, sebelum 2015 masih ada proses multilateral untuk melengkapi dokumen itu dengan hasil kerja kelompok kerja terbuka dan KTT Rio+20.

"Ketiga dokumen itu akan diangkat PBB lalu dibahas ditingkat multilateral," katanya.

Presiden berharap sebelum 2015 berakhir sudah ada kerangka kerja sama baru pengganti MDGs yang mungkin disebut sebagai "Sustainable Development Goals (SDGs).

Pertemuan panel tingkat tinggi PBB yang diselenggarakan di Bali itu dipimpin bersama oleh Presiden Yudhoyono dan Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf.

Seharusnya turut menjadi pemimpin bersama adalah Perdana Menteri Inggris David Cameron namun yang bersangkutan tidak dapat hadir karena situasi di dalam negeri dan memilih menyampaikan pandangannya melalui tayangan video.
(G003/N002)

Pewarta: GNC Aryani dan Ageng Wibowo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013