Kami tidak akan meninggalkan euro dan saya menekankan itu,"
Nikosia (ANTARA News) - Siprus tidak akan meninggalkan euro meskipun kesepakatan dana talangan yang dipimpin Uni Eropa untuk menyelamatkan pulau itu dari kebangkrutan memberikan persyaratan keras, kata Presiden Nicos Anastasiades seperti dikutip oleh media pemerintah Jumat.

"Kami tidak akan meninggalkan euro dan saya menekankan itu," Anastasiades mengatakan pada sebuah konferensi tahunan pegawai negeri sipil di ibukota Nikosia, kantor berita Siprus melaporkan.

"Saya ulangi, kami tidak akan terlibat dalam percobaan berisiko yang akan membahayakan masa depan negara kita."

Presiden sayap kanan ini mengatakan bahwa ketika dia menjabat sekitar sebulan lalu negara itu bangkrut.

Dia mengkritik pemerintah sebelumnya yang menuangkan uang ke pemberi pinjaman terbesar kedua pulau itu Laiki, atau Popular Bank, yang akan ditutup di bawah persyaratan dana talangan.

Siprus mengadopsi mata uang tunggal Eropa pada 2008.

Anastasiades menyetujui paket penyelamatan 10 miliar euro (13 miliar AS) di Brussel pada Senin dengan "troika" Uni Eropa, Bank Sentral Eropa (ECB) dan Dana Moneter Internasional (IMF).

Dana talangan juga menuntut reformasi yang keras untuk sistem perbankan Siprus -- yang membengkak dengan uang dari Rusia dan terpapar utang Yunani yang bermasalah -- dan penerapan pajak pada deposito dengan nilai di atas 100.000 euro.

Anastasiades yang meraih kemenangan dalam pemilihan presiden Siprus pada 24 Februari, berjanji untuk mendapatkan "sedini mungkin" dana talangan untuk negara pulau Mediterania timur itu.

Demetris Christofias dari partai komunis adalah presiden lima tahun sebelumnya sampai Anastasiades dari partai konservatif terpilih pada bulan lalu, dan Christofias yang pertama mencari dana talangan pada Juni 2012.

Christofias telah banyak dikritik karena menolak keras persyaratan ketat yang diusulkan oleh troika dan juga menerapkan kontrol terlalu longgar pada sistem perbankan, demikian AFP.
(A026)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013