Tangerang (ANTARA News) - Lembaga perlindungan lingkungan WWF (World Wildlife Funds) mengungkapkan penyelundupan satwa langka telah, menggunakan modus baru.

"Biasanya pelaku penyelundupan memalsukan dokumen untuk mengelabui petugas namun saat ini tidak," kata Koordinator Konservasi Satwa Langkah WWF Choirul Sholeh di Balai Besar Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, Senin.

Mereka mengemas paket tersebut dan memasukannya ke kabin, kemudian berkoordinasi dengan penerima paket di bandara yang telah ditentukan.

Untuk itu dia mendesak petugas bandara dan pelabuhan memeriksanya secara ketat, apalagi baru-baru ini ratusan ekor kura-kura moncong babi lepas dari perhatian hingga tiba di Bandara Soekarno-Hatta dari Makassar.

"Memang janggal, 687 ekor kura-kura bisa lewat dari Bandara di Makassar dan terdeteksi di Soekarno-Hatta karena kemasannya yang pecah," ujarnya.

Dia menengarai banyak sekali pengiriman satwa langka Papua seperti cenderawasih dan kakatua kuning karena permintaan pasar ilegal begitu tinggi.

Dia mendesak pelaku penyelundupan satwa langka ditangkap. "Kalau hanya menyita barang tanpa pelakunya, maka akan bisa terus terjadi. Jadi, harus tuntas seluruhnya," pungkasnya.

Sebelumnya, Balai Besar Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BBKIPM) Jakarta 1 Bandara Soekarno-Hatta menggagalkan penyelundupan 687 ekor kura-kura moncong babi yang dikirim dari Papua 15 Maret lalu lewat sebuah maskapai.

Petugas tidak dapat menangkap pelaku karena melarikan diri saat barang disita.

"Kita masih selidiki pengirim barang tersebut. Termasuk lolosnya barang dari pengawasan petugas di Bandara Makasar," kata Kepala BBKIPM Jakarta 1 Bandara Soekarno - Hatta, Teguh Samudro.

Kura-kura mocong babi itu diserahkan kepada Direktorat Jenderal PHKA Kementrian Kehutanan untuk dilepaskan kembali di habitat aslinya.

Pewarta: Achmad Irfan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013