Agar efek sosialnya bisa teratasi, sisi ekonominya juga teratasi
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah bersama DPR RI masih mengkaji kebijakan yang akan ditempuh untuk mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM) dengan pola yang tepat.

"Ada beberapa opsi. Tunggu saja sabar. Yang jelas semua sepakat subsidi BBM yang lebih dari Rp300 triliun itu terlalu tinggi. Semua sepakat, (subsidi-red) itu harus diturunkan," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik di Kompleks Istana Presiden Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan pembahasan masih dilakukan agar saat opsi yang dipilih diterapkan maka tidak menimbulkan efek sosial dan efek ekonomi yang negatif.

"Agar efek sosialnya bisa teratasi, sisi ekonominya juga teratasi," katanya.

Ia menambahkan,"Masyarakat tenang saja, kami pasti memikirkan efek sosialnya, kepada rakyat miskin bagaimana, tidak bisa buru-buru."

Pemerintah, kata Jero, pada 2013 memiliki jatah untuk BBM bersubsidi 46 juta kiloliter, diakuinya agak berat untuk menepati target tersebut sehingga perlu ada kebijakan yang bisa mengatur hal itu.

Peningkatan penggunaan BBM bersubsidi, diakui Jero salah satunya dipengaruhi peningkatan kepemilikan kendaraan pribadi.

"Saya belum cek sampai Maret. Tapi kalau konsumsi per bulannya sudah agak lewat. Karena pertambahan orang beli mobil dan motor ini banyak sekali. Karena ekonomi membaik," paparnya.

Jero mengatakan dalam dua pekan ke depan pemerintah akan menjelaskan opsi-opsi yang ada dan yang akan dipilih oleh pemerintah.

Pewarta: Panca Hari Prabowo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013