New York (ANTARA News) - Kurs dolar melemah terhadap mata uang utama lainnya pada Rabu (Kamis pagi WIB), setelah laporan lapangan pekerjaan dan sektor jasa AS lebih lemah dari perkiraan.

Pergerakan mata uang moderat karena investor menunggu pertemuan bank-bank sentral Jepang, Inggris dan Eropa pada Kamis. Pada Jumat, Departemen Tenaga Kerja AS akan merilis laporan penggajian (payroll) non pertanian bulanan yang banyak diantisipasi, lapor AFP.

Pada 21.00 GMT (Kamis 04.00 WIB), euro dibeli 1,2845 dolar, naik dari 1,2813 dolar pada akhir Selasa.

Dolar diperdagangkan pada 92,96 yen, turun dari 93,39 yen, sementara euro jatuh menjadi 119,43 yen dari 119,70 yen.

Pound Inggris diambil 1,5134 dolar, naik dari 1,5101 dolar pada akhir Selasa.

Dolar jatuh terhadap mata uang Swiss, menjadi 0,9452 franc dari 0,9489 franc.

Pelemahan dolar terjadi setelah laporan perusahaan penggajian ADP menunjukkan sektor swasta AS hanya menambahkan 158.000 lapangan pekerjaan pada Maret, jauh di bawah perkiraan para analis sebanyak 197.000 lapangan pekerjaan.

Sentimen pada ekonomi AS juga dirusak oleh laporan lembaga riset Institute for Supply Management (ISM) yang menunjukkan aktivitas di sektor jasa AS tumbuh kurang dari yang diharapkan. Indeks pembelian manajer non manufaktur mencapai 54,4 bukan 55,5 seperti yang diperkirakan para analis.

"Secara bersama-sama" laporan ISM dan ADP "mengerikan untuk laporan penggajian pada Jumat dan sinyal potensi kekecewaan yang cukup besar sejalan dengan pelemahan dolar lebih lanjut," kata Kathy Lien, direktur pelaksana BK Asset Management.

Lien juga menggambarkan serangkaian skenario yang mungkin pada pertemuan bank sentral Jepang (BoJ), Kamis. Jepang telah mengisyaratkan pelonggaran moneter lebih agresif, namun investor akan mencari tindak lanjutnya.

"Mengingat tingginya ekspektasi bahwa pemerintah Jepang telah menetapkan, mudah-mudahan mereka tidak mengatur diri mereka untuk mengatasi kekecewaan," kata Lien.

Karena banyak pedagang sudah bertaruh pada yen yang lebih lemah, BoJ akan perlu untuk "memberikan lebih besar" langkah-langkah stimulus untuk menjaga yen lebih rendah.

Pasar juga akan memantau Bank Sentral Eropa (ECB), di mana penurunan suku bunga dianggap tidak mungkin tetapi Presiden ECB Mario Draghi bisa memberikan isyarat tentang tindakan di masa depan.

"Draghi mungkin menunjukkan kemauan yang lebih besar untuk mendorong suku bunga acuan ke rekor terendah baru dalam upaya untuk mengarahkan wilayah ini keluar dari resesi," kata David Song, analis mata uang di DailyFX. (A026)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013