Hendaknya, apa yang telah dihasilkan dalam penelitian selama beberapa tahun di Gunung Padang, selain didukung oleh semua pihak, dapat dijadikan inspirasi bagi intelektual lainya untuk menghasilkan karya-karya atau temuan-temuan nyata yang bermanfaat,
Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Kabinet Dipo Alam berharap penelitian yang dilakukan Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat bisa menjadi inspirasi bagi kaum intelektual untuk menghasilkan karya-karya serta temuan yang nyata bagi bangsa.

"Hendaknya, apa yang telah dihasilkan dalam penelitian selama beberapa tahun di Gunung Padang, selain didukung oleh semua pihak, dapat dijadikan inspirasi bagi intelektual lainya untuk menghasilkan karya-karya atau temuan-temuan nyata yang bermanfaat untuk bangsa," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

Dipo menyebutkan banyaknya intelektual di Indonesia akan lebih manfaat apabila turut berkontibusi kepada negara.

"Intelektual kita banyak, kalau berkontribusi semua, maka akan baik untuk Indonesia." demikian Dipo Alam.

Dia juga mengapresiasi belasan ilmuwan terbaik bangsa, dari multidisiplin yang telah bersungguh-sungguh secara mandiri.

"Kita apresiasi, dalam penggalian oleh tim arkeologi yang berhasil membuktikan hipotesisnya dengan menemukan komplek bangunan berukuran sangat besar yang terkubur di bawah situs megalitikum Gunung Padang," katanya.

Dia juga menepis informasi yang berkembang di media sosial bahwa Pemerintah tidak mendukung tim peneliti mandiri terpadu di Gunung Padang.

Hal tersebut dipicu pernyataan Budayawan Sudjiwo Tedjo dan Pakar Kompleksitas Enda Layukallo, yang mempertanyakan peran pemerintah dalam temuan kompleks bangunan dengan luasan 10 kali lebih di situs Gunung Padang tersebut.

Menurut Dipo, pemerintah turut memfasilitasi kegiatan penelitian tersebut, terutama dalam soal perizinan.

Dia menambahkan pihaknya telah memberikan fasilitas kepada para peneliti tersebut untuk mempublikasikan karya-karya mereka.

"Kita bantu dan fasilitasi mereka menggunakan Gedung Krida Bakti dua kali atas permintaan Staf Khusus Kepresidenan Andi Arief untuk mengadakan seminar nasional tentang temuan mereka di Gunung Padang," katanya.

Hasil temuan tim yang telah disiarkan berbagai media di dalam dan luar negeri tersebut menunjukkan terdapat bangunan megah buatan manusia ribuan tahun lalu di bawah situs megalitikum Gunung Padang.

Tim juga telah merekomendasikan untuk melanjutkan eskavasi bertahap terutama agar tampak luar bangunan megah di bawah Gunung Padang bisa dipandang dengan jelas.

Laboratorium Beta Analytic Miami, Florida, Amerika Serikat yang ikut memeriksa usia lapisan di bawah situs megalitikum Gunung Padang November 2012 memperkirakan, bangunan tersebut berusia 14 ribu tahun, yakni jauh lebih tua daru bangunan tua apa pun dan dimana pun yang tercatat dalam sejarah peradaban manusia.

Hasil geolistrik dan georadar yang dilakukan anggota peneliti, geolog Dr. Danny Hilman menunjukkan citra yang tidak alami. Dari citra tersebut diketahui beberapa meter di dalam tanah Gunung Padang bukan merupakan tanah alami.

Sementara hasil pengeboran yang dilakukan oleh geolog kawakan, Dr. Andang Bachtiar, yang juga anggota tim, menunjukkan sampai kedalaman 18 meter terdapat susunan batu-batu panjang berpenampang segilima (columnar joint) yang disusun manusia.

Menurut Andang Bachtiar, yang juga Ketua Dewan Pembina IAGI / Ikatan Ahli Geologi Indonesia, pengeboran tersebut juga menemukan semacam semen purba di antara columnar join di bangunan tersebut.

Dia menjelaskan, pertama, orientasi struktur batu di lereng timur adalah rebah (horisontal) timur-barat. Sementara itu orientasi struktur batu di lereng utara adalah rebah utara-selatan.

"Secara alami, "columnar joint" di dalam tanah posisinya berdiri (vertikal). Jika columnar joint secara alami rebah, maka orientasinya akan seragam misalnya seluruhnya mengarah ke utara," katanya.

Kedua, dia melanjutkan, struktur batu "columnar joint" yang ditemukan di kedalaman empat meter diselingi lapisan semen purba. Semen purba tersebut berfungsi sebagai perekat sehingga struktur bangunan menjadi sangat kokoh.

Berdasarkan analisis pada semen, dia menambahkan, pada semen terdapat mono cristallin quartz, iron-magnesium oxides dan clay.

"Oxide mengandung hematite, magnetite, dan unsur lainnya yang jelas bukan berasal dari pelapukan batu columnar joint," katanya.

Ketiga, Andang menjelaskan, hasil ekskavasi memperoleh temuan logam berupa terak besi buatan manusia di antara struktur batuan di lereng timur. Hasil analisis Laboratorium Uji Departemen Teknik Metalurgi dan Mineral Universitas Indonesia menunjukkan kadar besi dan carbon yang tinggi.

"Masyarakat yang membuat situs Gunung Padang telah mengenal pembakaran, pengolahan, dan pemurnian logam," katanya.

Dia menjelaskan berdasarkan hasil penelitian tersebut, jelas kiranya bahwa di bawah tanah Gunung Padang pernah terdapat aktivitas masyarakat masa lalu yang antara lain membuat struktur bangunan (manmade).

"Lapisan alami Gunung Padang jika mengacu pada hasil pengeboran kemungkinan besar terdapat pada kedalaman 18 meter dari permukaan tanah sekarang," katanya.

Sementara itu, Arkeolog Masyarakat Arkeologi Indonesia (MARI) Ali Akbar meyakini luasan bangunan yang terkubur di situs ini lebih dari 10 kali dari Borobudur.

Hal tersebut berdasarkan hasil penggalianya di beberapa titik, bersama dengan beberapa arkeolog dari Universitas Indonesia.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013