Jakarta (ANTARA News) - Pertumbuhan ekonomi tahun 2014 diprediksi akan mencapai kisaran 6,6 hingga 7 persen, hal itu sejalan dengan permintaan domestik yang kuat dan ekonomi global yang semakin baik.

"Pada 2014, pertumbuhan ekonomi lebih rendah dari prakiraan sebelumnya sekitar 6,7--7,2 persen," kata Gubernur Bank Indonesia (BI), Darmin Nasution, saat konferensi pers di Gedung BI Jakarta, Kamis.

Dari sisi global, pemulihan ekonomi tidak seoptimis prakiraan sebelumnya dan masih dibayangi ketidakpastian.

Pertumbuhan ekonomi AS diprakirakan tertahan akibat permasalahan fiskalnya, meskipun kegiatan produksi dan konsumsi mulai menunjukkan perbaikan.

"Di sisi lain, resesi perekonomian Eropa masih berlanjut terkait lambatnya implementasi program austerity di beberapa negara," ujar Darmin.

Kondisi berbeda ditunjukkan perekonomian di beberapa negara Asia, terutama China, yang membaik sebagaimana tercermin dari indikator konsumsi dan produksi. Harga komoditas dunia juga masih cenderung menurun, kecuali harga minyak.

Sejalan dengan itu, lanjut Darmin, respons kebijakan bank sentral dunia secara umum masih tetap akomodatif dengan mempertahankan suku bunga rendah maupun quantitative easing.

Pewarta: Ella Syafputri
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013