Laut China Timur (ANTARA News) - Kelompok nasionalis Jepang berlayar mendekati pulau yang diperebutkan oleh negara mereka dan China pada Selasa, membuat situasi Tokyo dan Beijing makin tegang setelah sekitar 160 anggota legislatif Jepang berziarah ke Kuil Yasukuni, lambang militerisme masa lalu Jepang.

Kelompok yang terdiri atas lebih dari 80 orang Jepang itu berada dekat dengan pulau yang menjadi pusat sengketa antara Jepang dan China pada Selasa, demikian laporan Reuters.

Menurut penyelenggara, perahu yang mengangkut kelompok itu dibayangi oleh kapal-kapal patroli penjaga pantai Jepang sementara tiga kapal pengawas China bergerak mendekati pulau.

Tahun lalu, anggota kelompok sayap kanan yang sama mendarat di salah satu pulau sengketa dan memicu protes Anti-Jepang di China, tempat kenangan pahit masa agresi Jepang bangkit kembali baru-baru ini.

Kapal patroli Jepang dan China telah main kucing-kucingan di kepulauan yang berada di dalam pengawasan Jepang di Laut China Timur sementara China berusaha mendapatkan pengakuan kedaulatan atas wilayah sengketa tersebut.

Sebanyak 10 perahu beriringan membawa sekitar 80 aktivis nasionalis Jepang "Ganbare Nippon" melayari perairan sekitar pulau sengketa pada Selasa pagi tetapi kemudian mundur dari kawasan tersebut atas perintah kapal patroli pantai Jepang karena kapal-kapal pengawas China juga ada di dekat lokasi.

Patroli pengawas pantai, yang mengerahkan 13 kapal membayangi iring-iringan tersebut, menyatakan ada delapan kapal patroli China yang juga memasuki wilayah perairan yang disebut Senkaku di Jepang dan Diaoyu di China tersebut.

"Penyusupan ke wilayah perairan tersebut sangat disesalkan. Dalam hal apapun Kepulauan Senkaku masuk dalam wilayah Jepang," kata Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga dalam jumpa pers.

Ganbare Nippon merupakan organisasi yang tidak bernaung di bawah partai politik mana pun tapi anggotanya telah menggalang dukungan bagi Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe.

Agustus lalu 10 orang aktivis mereka mendarat di salah satu pulau tersebut.

"Ini untuk menegaskan kepemilikan kami atas kepulauan ini, menuju ke sana untuk melakukan penelitian perikanan untuk membuktikan nelayan Jepang dapat mencari nafkah di sana," kata ketua kelompok itu, Satoru Mizushima.

"Jika menemui masalah dengan kapal China, silakan pergi," kata Mizushima, Senin dalam pengarahan sebelum iring-iringan itu berangkat dari pulau Ishigaki di wilayah Okinawa.

"Jangan biarkan mereka naik kapal, hindari perkelahian atau melontarkan ejekan. Kita harus bisa menunjukkan kepada semua orang bahwa kita warga Jepang yang baik."

Penerjemah: Maria D Adriana

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013