...saya mengajak Menpora duduk bersama dan Menpora menghargai suara-suara dari daerah, jangan sepihak saat mengambil keputusan penting
Pekanbaru (ANTARA News) - Gubernur Riau Rusli Zainal menyatakan kekecewaannya terhadap pemindahan lokasi pelaksanaan Islamic Solidarity Games (ISG) dari Provinsi Riau ke DKI Jakarta sebagai keputusan sepihak dari Menpora Roy Suryo tanpa mempertimbangkan kerugian panitia daerah.

"Saya memahami Menpora membuat keputusan sepihak seperti itu kerena beliau baru diberi amanah menjadi Menpora, dan beliau tidak mengikuti bagaimana beratnya kami selama tiga tahun mempersiapkan ISG ini," kata Rusli Zainal dalam keterangan pers di Pekanbaru, Selasa.

Protes itu disampaikan terkait pernyataan Menpora Roy Suryo di Jakarta, Senin (22/4), mengenai pemindahan lokasi ISG III ke Jakarta karena pertimbangan tertentu.

Alasan pemindahan di antaranya karena panitia daerah Riau dinilai belum siap akibat kendala utang di Stadion Utama Riau, kesiapan sejumlah arena, waktu yang mepet dengan palaksanaan Pilkada Gubernur Riau, serta status hukum Gubernur Riau Rusli Zainal yang menjadi tersangka kasus korupsi.

Menurut Rusli, pembatalan sepihak itu merugikan panitia daerah dalam hal pertanggungjawaban. Sejak empat bulan lalu, lanjutnya, panitia daerah sudah merekrut lebih dari 4.000 orang pendamping (liaison officer/LO) dan 825 penerjemah, serta belum lagi perbaikan-perbaikan arena yang sudah dilakukan dengan anggaran daerah.

Ia menilai keputusan Menpora tersebut tidak menghargai jerih payah dan perjuangan panitia daerah.

"Seharusnya Menpora memberikan solusi, mendorong pembangunan daerah sesuai semangat otonomi melalui olahraga. Ini yang sedang kami perjuangkan dan sudah disiapkan selama tiga tahun. Tapi semuanya seperti tidak dihargai sama sekali oleh Menpora," tegas Rusli Zainal yang juga Ketua Pelaksana Panitia Daerah ISG III.

Ia menilai penyelenggaraan ISG, meski diakui banyak kendala, namun jika semua pemangku kebijakan mulai dari pemerintah pusat dan daerah saling bekerja sama dengan niat baik, maka semua persoalan bisa diatasi.

Seperti penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII, yang seharusnya juga menjadi tanggungjawab pemerintah pusat, telah sukses diselenggarakan dengan banyak menelan anggaran daerah.

Terlebih lagi, lanjutnya, tim technical delegate ISG sudah empat kali ke Riau dan menyatakan tidak ada masalah berarti.

Karena itu, ia sangat menyayangkan keputusan Roy Suryo yang tidak mengundang perwakilan panitia daerah untuk berdiskusi lebih dulu, namun langsung memutuskan tanpa memikirkan dampak keputusan itu.

"Padahal, saat Menpora ke Riau, beliau menegaskan dan berjanji ISG tetap di Riau. Itu pernyataan resmi di hadapan panitia, tokoh masyarakat dan media. Tapi sekarang tiba-tiba ada pernyataan berbeda, lewat media pula," kata Rusli menyesalkan.

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013