Kami telah menyerukan kepada para pendukung supaya tetap tenang, tidak terprovokasi, tidak menyalahi hukum dan bersama-sama menyokong proses berjalan,"
Permatang Pauh, Malaysia (ANTARA News) - Anwar Ibrahim mengatakan hanya kecurangan yang dapat menghentikan oposisi Malaysia pimpinannya dalam upaya mengukir sejarah lewat kemenangan dalam Pilihan Raya Umum (PRU) menyusul kampanye jor-joran pesaing mereka pada Sabtu semalam sebelum hari pengambilan suara.

Pemilihan hari Minggu (5/5) besok merupakan kali pertama dalam sejarah 56 tahun kemerdekaan negara tersebut dengan situasi pemerintah petahana Malaysia diprediksikan akan kalah.

Ketidakpastian tersebut menyebabkan kampanye-kampanye penuh kegetiran saat Perdana Menteri Najib Razak memperingatkan kemungkinan adanya kekacauan dan konflik etnis di bawah kepemimpinan pihak oposisi saat ini, yang dibalas dengan sejumlah tuduhan kecurangan dalam PRU oleh pemerintah.

Anwar bersiap menghadapi tantangan destabilisasi terhadap hasil PRU, dengan menuduh rezim Barisan Nasional (Barnas) melakukan kecurangan untuk mengganjal apa yang ia sebut sebagai "revolusi demokratis".

"Kami telah menyerukan kepada para pendukung supaya tetap tenang, tidak terprovokasi, tidak menyalahi hukum dan bersama-sama menyokong proses berjalan," kata Anwar kepada AFP dalam sebuah wawancara di rumahnya di wilayah Penang.

Ia menambahkan: "Kecuali terjadi kecurangan besar-besaran besok --yang akan menjadi mimpi buruk kami-- kami akan menang."

Baik Anwar maupun Najib siap bertolak dari daerah pemilihan mereka, tempat keduanya menunaikan hak suara pada Minggu (5/5) pagi.

Kubu Najib Barnas yang didominasi etnis Melayu telah menggenggam erat kekuasaan di negeri multirasial tersebut selama beberapa dekade, mengendalikannya dari balik panggung menuju kesuksesan ekonomi dan mencapai salah satu titik standar kehidupan tertinggi di Asia.

Seiring dengan membuncahnya kemarahan atas praktik korupsi, kebijakan-kebijakan kontroversial yang mengutamakan ras Melayu dan taktik-taktik otoriter, cengkeraman Barnas mulai melemah.

Najib, yang mengambil alih dari pendahulunya pada 2009 dalam sebuah capaian terburuk Barnas sepanjang sejarah, berusaha mengambil hati para pemilih lewat "mandat tegas" supaya ia bisa mengimplementasikan janji-janji reformasinya.

"Ini kali pertama, seorang Perdana Menteri, mencari mandat dari rakyat. Saya ingin melanjutkan dengan berbekal kepercayaan," kata dia di hadapan para pendukungnya di daerah pemilihan Pahang pada Sabtu.

"Tugas transformasi masih belum selesai," ujar dia menambahkan.

Sebuah hasil survei yang diterbitkan pada Jumat (3/5) mengindikasikan persaingan sangat ketat, dengan Barnas dan koalisi tiga partai Pakatan Rakyat seimbang dalam hal dukungan pemilih, meskipun masih banyak pemilik hak suara masih belum menentukan pilihannya.

Barnas mengerahkan upaya maksimal, saat Najib "memandikan" para pemilih lewat pencairan bantuan langsung tunai pemerintahannya, sementara media-media tradisional pro-Barnas tidak henti-hentinya menyerang Pakatan Rakyat.

Anwar merupakan sosok calon penerus Barnas hingga peningkatan situasi politik pada 1998 mengharuskan ia meringkuk di penjara selama enam tahun atas tuduhan pelecehan seksual dan suap yang secara luas dianggap sebagai sebuah jebakan politik.

Lantas ia membawa kecemerlangan politiknya ke kubu oposisi yang lemah dan secara dramatis mengubah nasib mereka.

Untuk menaikkan pertaruhan, Anwar juga meluncurkan sebuah target 100 hari pertama pemerintahan Pakatan Rakyat pada Sabtu, dengan janji penelusuran tuduhan korupsi kelas kakap, penerapan kebebasan pers dan menurunkan harga bahan bakar minyak.

Janji penerapan transparansi yang ia tawarkan bak kutukan bagi Barnas, yang telah lama dituduh memendam rapat-rapat berbagai praktik tindakan korupsi.

Di tengah tekanan yang ada, Najib mengumumkan langkah liberalisasi hak politik secara terbatas namun kritikus menilai ia belum berani melakukan reformasi mendalam.

Anwar yang kharismatik telah memancing kerumunan massa dalam kampanyenya termasuk pada Jumat (3/5) malam, saat puluhan ribu pendukung tumpah di ibu kota yang dikuasai oposisi, Penang.

Sejumlah aktivis memperingatkan bahwa PRU bukan tidak mungkin akan kembali "dicuri" oleh Barnas, mengingat mereka memiliki setumpuk tuduhan kecurangan pada pengambilan suara yang lalu.

Pekan lalu diketahui bahwa tinta yang digunakan menandai jari para penunai hak pilih dapat hilang hanya dengan cara dicuci air, dan Anwar menyebut Barnas siap menerbangkan puluhan ribu pemilik suara "bayangan" di wilayah-wilayah penting.

Pemerintah lantas mengakui penerbangan tersebut namun menyatakan sebagai dorongan untuk melaksanakan hak pilih.

Kasus kekerasan juga meningkat, meskipun laporan menyebutkan belum ada korban jiwa.

Salah satu peristiwa baru-baru ini, sebuah bahan ledak ditanamkan di sebuah gardu listrik di dekat kantor perwakilan partai Anwar di Kuala Lumpur pada Jumat tengah malam, dengan hanya sedikit kerugian ditimbulkan, demikian disampaikan seorang pejabat partai.

Sementara itu, pihak kepolisian telah memperingatkan para pemilih untuk tidak berkerumun di dekat bilik-bilik suara atau melakukan perayaan kemenangan pada Minggu (5/5), namun memerintahkan supaya segera kembali ke rumah setelah menunaikan hak suara. (G006/H-AK)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013