Masih ada kesempatan untuk mendaftar, bagi grup kesenian Topeng Ireng yang akan ikut
Borobudur, Jateng (ANTARA News) - Panitia "Ruwat-Rawat Borobudur" menyiapkan satu rangkaian agenda kebudayaan berupa Festival Topeng Ireng dengan rencana tempat di kawasan parkir kendaraan pariwisata PT Taman Wisata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

"Sedang kami persiapkan, sampai sekarang sudah ada 10 grup yang akan mengikuti," kata Koordinator Festival Topeng Ireng dalam rangkaian "Ruwat-Rawat Borobudur" Agus "Merapi" Suyitno di Borobudur, Senin.

Menurut sejumlah kalangan, katanya, tarian Topeng Ireng atau juga disebut oleh masyarakat sebagai tarian "Ndayakan" lahir di kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang.

Akan tetapi, katanya, saat ini berbagai grup kesenian tradisional di kecamatan-kecamatan di daerah itu juga mempelajari tarian tersebut.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemerintah Kabupaten Magelang mencatat hingga saat ini sekitar 125 grup kesenian Topeng Ireng di daerah setempat. Setiap grup kesenian itu, beranggota sekitar 30 orang.

"Bahkan ada juga di Boyolali, Klaten, dan Temanggung. Itu artinya apa yang terjadi di masyarakat Borobudur itu juga menggerakkan masyarakat di tempat lainnya," katanya.

Penari Topeng Ireng menggunakan aksesoris tatanan bulu ayam di kepala seperti halnya suku Indian, sedangkan di kedua kakinya dipasang sejumlah bel ukuran kecil. Tabuhan pengiring tarian Topeng Ireng antara lain bende, jedor, dan kendang.

"Sekarang telah berkembang alat musiknya seperti pemakaian bas gitar dan organ. Melalui festival itu makin digarap tata musik, busana, dan penampilan," kata Agus yang juga staf Seksi Kesenian Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemkab Magelang itu.

Festival Topeng Ireng rencananya pada 21-23 Mei 2013, sedangkan peserta yang telah mendaftar hingga saat ini, antara lain berasal dari Kecamatan Secang, Ngablak, Srumbung, Ngluwar, Tempuran, Muntilan, dan Sawangan.

Juri festival tersebut, katanya, dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, ISI Solo, dan seniman Magelang.

Pewarta: M. Hari Atmoko
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013