Yogyakarta (ANTARA News) - Universitas Gadjah Mada Yogyakarta membangun Museum UGM untuk memperkuat kiprah universitas tersebut di kancah nasional maupun internasional.

"Keberadaan Museum UGM diharapkan dapat menjadi wahana untuk lebih mengenal universitas negeri tertua di Indonesia itu," kata Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UGM Suratman di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, lokasi Museum UGM itu menempati bekas rumah dinas di Blok D6 dan D7 Bulaksumur.

Anggota Tim Museum UGM Sutaryo mengatakan, keberadaan museum itu sudah lama digagas. Hal itu didasari pemikiran tidak ada universitas yang maju dan berkembang tanpa hadirnya museum sebagai sumber inspirasi masa depan.

Menurut dia, sebuah sejarah tidak bisa dihentikan sehingga kehadiran Museum UGM diharapkan bisa menjadi sarana untuk mengenal jati diri UGM.

"UGM harus selalu aktif memikirkan negara dan bangsa. Dari beberapa koleksi yang ada terlihat bahwa peran UGM itu luar biasa baik sebagai universitas kerakyatan maupun perjuangan," katanya.

Pada tahap awal, Tim Museum UGM yang dipimpin Daud Aris Tanudirjo fokus pada penelusuran tinggalan bendawi para tokoh, sesepuh, dan pendiri UGM seperti Sardjito, Ki Sarmidi Mangunsarkoro.

Selain itu, Ki Hadjar Dewantara, Notonegoro, Herman Johannes, Koesnadi Hardjasoemantri, dan Hardjoso Prodjopangarso.

Tim juga mengoleksi benda-benda yang dipakai pada awal perkuliahan yang bertempat di Pagelaran Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat seperti kursi dan alat-alat perkuliahan lain.

Tim juga menerima koleksi dari pihak alumni, keluarga para tokoh, dan yang peduli dengan UGM untuk menyerahkan benda-benda berharga yang berhubungan dengan UGM ke sekretariat pembangunan awal museum di rumah dinas blok D4 Bulaksumur.

"Pembangunan Museum UGM itu meliputi beberapa tahap, yakni tahap persiapan awal, tahap pembukaan museum, dan tahap pengembangan," katanya.

Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013