Paris (ANTARA News) - Prancis memasuki resesi pada kuartal pertama tahun ini dengan perekonomian menyusut 0,2 persen selama Januari-Maret setelah kontraksi yang sama pada kuartal terakhir tahun 2012, kata badan statistik nasional negara itu, INSEE.

INSEE menyebut penurunan konsumsi domestik yang paling signifikan dalam 30 tahun selama 2012 dan penurunan ekspor pada kuartal pertama tahun ini sebagai sumber utama resesi.

Menurut INSEE konsumsi rumah tangga turun 0,1 persen dan ekspor turun 0,5 persen pada kuartal pertama 2013.

Badan statistik itu juga merevisi data penurunan konsumsi rumah tangga selama 2012, dari 0,4 persen menjadi 0,9 persen. Penurunan utamanya dihubungkan dengan penurunan pembelian mobil serta pengeluaran untuk hotel dan restoran.

Data itu merupakan masalah lanjutan yang dihadapi Presiden Prancis Francois Hollande setelah data angka pengangguran mencapai tingkat tertinggi dalam 16 tahun awal tahun ini.

Hollande mengakui perekonomian sepertinya akan stagnan tahun ini namun berkukuh upaya pemulihan sudah berjalan.

"Sepertinya akan ada pertumbuhan nol selama 2013," kata Hollande dalam konferensi pers di Brussels, setelah berbicara dengan Kepala Komisi Uni Eropa, Jose Manuel Barroso.

"Dalam pandangan saya kita telah melalui yang terburuk," tambah dia seperti dikutip AFP.

Sementara Menteri Keuangan Prancis, Pierre Moscovici, sebelumnya mengatakan bahwa ekspansi ekonomi rendah 0,1 persen masih diharapkan tahun 2013.

Ia menyebut resesi yang terjadi akibat dua kali kontraksi berturut-turut itu "tidak mengherankan" dan "sebagian besar terjadi karena kondisi di zona euro".    
  
"Sekarang kita mesti memperkuat sistem ekonomi, mengerahkan seluruh energi dan untuk menciptakan pekerjaan dan memastikan kita punya ekonomi yang lebih fleksibel, lebih kompetitif, lebih responsif, lebih kreatif dan lebih inovatif," katanya.

Oposisi Prancis segera merespon berita itu dengan mantan Perdana Menteri Francois Fillon dari sayap kanan UMP menyalahkan kurangnya aksi pemerintah sejak Hollande mengambilali kekuasaan.

"Pemerintahan Francois Hollande menghentikan semua reformasi, membatalkannya, dan tidak menggantinya dengan inisiatig nyata apapun untuk daya saing," katanya kepada laman lopinion.fr.

Penerjemah: Sutji Suryatie

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013