Satu cara bagi hewan laut untuk bereaksi pada menghangatnya samudra ialah pindah wilayah yang lebih dingin
Vancouver (ANTARA News) - Naiknya temperatur global membuat spesies ikan bergerak ke perairan yang lebih dalam dan lebih dingin, sehingga spesies air hangat makin dominan dalam tangkapan ikan global, demikian temuan satu studi baru Kanada.

Studi tersebut, yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Bristish Columbia dan disiarkan di jurnal Nature pekan ini, adalah yang pertama yang memperlihatkan menghangatnya samudra telah memiliki dampak global pada komposisi spesies yang ditangkap oleh nelayan selama empat dasawarsa belakangan.

Berbagai studi terdahulu menunjukkan sebagian spesies beralih lokasi sebagai reaksi atas peningkatan temperatur, dan ikan secara bertahap menjauh dari khatulistiwa menuju perairan yang lebih dingin.

Namun, studi baru itu memperlihatkan spesies dari perairan yang lebih hangat juga menggantikan tangkapan tradisional pada banyak perikanan di seluruh dunia setidaknya sejak 1970, kata para peneliti tersebut.

"Satu cara bagi hewan laut untuk bereaksi pada menghangatnya samudra ialah pindah wilayah yang lebih dingin," kata pemimpin studi itu William Cheung, sebagaimana dilaporkan Xinhua, Jumat siang. "Akibatnya ialah tempat seperti New England di pantai timur-laut AS menyaksikan spesies baru yang pada dasarnya ditemukan di perairan yang lebih hangat, lebih dekat ke wilayah tropis."

Pergeseran itu bisa memiliki beberapa dampak negatif, termasuk berkurangnya secara drastis tangkapan di wilayah tropis, tempat temperatur air dapat melampaui pilihan banyak spesies tropis, kata para peneliti tersebut.

Dampak tambahan dapat meliputi berkurangnya keuntungan dan lapangan kerja, konflik mengenai perikanan baru yang mungkin akibat pergeseran distribusi, terutama di negara berkembang, kata mereka.

(C003)

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013