... hewan liar sering muncul dan berinteraksi di sana... "
Lubukbasung, Sumatera Barat (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat, akan menjadikan habitat pertumbuhan alami pohon medang (Litsea sp) yang memiliki lingkar pohon 11,4 meter di Nagari Kota Malintang, sebagai pusat penelitian kehutanan.

Pelaksana harian Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Agam, Isman Imran, di Lubukbasung, Sabtu, mengatakan, "Kami akan mengusulkan ke pemerintah pusat agar lokasi ini dijadikan pusat penelitian bagi mahasiswa dan lainya."

Kawasan pohon medang itu tumbuh juga mempunyai ekosistem setempat yang unik walau jaraknya cuma sekitar 600 meter dari pemukiman penduduk. Hewan-hewan liar sering muncul dan berinteraksi di sana, di antaranya harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae), beruang madu (Helarctos malayanus), dan macan dahan (Neofelis diardi).

Bahkan, warga setempat cukup sering menjumpai kehadiran mereka di sekitar tempat pohon medang itu tumbuh dan berkembang biak.

"Saat ini pemilik tanah sudah mau menyerahkan lahan mereka untuk lokasi penelitian," katanya.

Sementara, Wali Nagari Koto Malintang yang juga pemilik tanah, Nazirudin, menambahkan, pihaknya siap menyerahkan lahan tersebut demi memajukan pendidikan di Kabupaten Agam maupun Sumatera Barat.

Menurut dia, hutan rakyat di Koto Malintang sekitar 270 Hektare, terjaga secara baik dan penuh dengan populasi pepohonan yang tumbuh berukuran besar dengan diameter satu sampai 3,6 meter.

Kearifan setempat masyarakat menegaskan, warga dilarang keras menebang pohon secara semena-mena; sanksi adat yang berat menunggu pelanggar aturan adat itu. Jika ada yang menebang --dengan pertimbangan ketat dari dewan adat-- maka yang bersangkutan diharuskan menanam lima bibit pohon sejenis.

Hal serupa juga terjadi pada keluarga yang menikahkan putera dan puterinya, mereka harus menanam lima bibit pohon.

Pewarta: Altas Maulana
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013