Jakarta (ANTARA News) - Gigi berkawat lebih berisiko terserang gangguan gigi sensitif, kata pakar gigi sensitif GlaxoSmithKline Ariandes Veddytarro.

Ariandes menjelaskan gerakan gigi yang terpasang kawat cenderung mencederai dan mengganggu ketinggian tulang karena perubahan posisi rahang yang dimundurkan atau dimajukan. 

"Ketinggian tulang yang menurun, memicu gusi ikut menurun. Jika gusi menurun, dentin akan terbuka dan memicu terserang gigi sensitif," katanya dalam satu diskusi di Jakarta, Minggu.

Dia menambahkan dentin yang menyelimuti hampir seluruh bagian gigi memiliki pori-pori dengan jutaan saraf. 

"Ketika dentin terbuka, bagian yang terekspos lingkungan akan merasakan berbagai sensasi, seringkali ngilu yang intens dan menusuk," katanya. 

Ariandes mengatakan gusi menurun akan menyebabkan akar terpisah sehingga risiko timbulnya gigi ngilu lebih tinggi. 

Oleh karena itu kebiasaan baik menyikat gigi harus dilakukan sejak dini untuk mencegah gangguan gigi sensitif, seperti menyikat gigi dua kali sehari dan memakan dan meminum yang tidak terlalu panas, dingin dan masam.

Ariandes menyebutkan risiko terserang gigi sensitif umumnya terjadi pada dewasa berusia 25 tahun ke atas.

"Karena gigi sensitif ini muncul dari kebiasaan buruk, makanya kita jarang sekali menemukan gejala gigi sensitif pada anak-anak yang masih memiliki gigi susu," katanya. 

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013