Enam pahlawan militer kita (tewas) dalam serangan ELN di Norte de Santander. Kami berduka bersama keluarga mereka,"
Bogota (ANTARA News) - Sembilan prajurit tewas dan enam lain cedera dalam serangan yang kata pemerintah Rabu dilakukan oleh ELN, kelompok gerilya kiri terbesar kedua di Kolombia.

Prajurit-prajurit itu diserang oleh bom rakitan di Kolombia timurlaut dekat perbatasan dengan Venezuela, kata sejumlah pejabat.

Presiden Juan Manuel Santos mengungkapkan kesedihannya dalam sebuah pesan di Twitter. "Enam pahlawan militer kita (tewas) dalam serangan ELN di Norte de Santander. Kami berduka bersama keluarga mereka."

Komando militer regional kemudian mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa jumlah prajurit yang tewas sembilan orang.

Prajurit-prajurit itu diserang pada Selasa larut malam "dengan bom rakitan" di daerah Chitaga di Norte de Santander, kata pernyataan itu.

Pada 14 April, tiga prajurit tewas di daerah berdekatan Arauca dalam serangan yang juga dituduhkan pada gerilyawan Tentara Pembebasan Nasional (ELN).

Selain melancarkan serangan mematikan, ELN juga melakukan penculikan-penculikan dalam beberapa waktu terakhir ini.

Sejumlah sumber keamanan mengatakan, penculikan itu mungkin merupakan akal-akalan ELN agar mereka bisa diikutsertakan dalam perundingan perdamaian di Kuba antara pemerintah Kolombia dan kelompok pemberontak terbesar FARC.

ELN adalah kelompok gerilya terbesar kedua Kolombia yang memiliki sekitar 2.500 anggota.

Pemerintah Presiden Juan Manuel Santos saat ini sedang mengadakan perundingan dengan kelompok gerilya terbesar Kolombia FARC namun menolak tawaran ELN untuk berunding.

Negosiasi dengan Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) dimulai lagi di Havana pada Januari setelah masa libur tiga pekan dan kedua pihak berjanji mempercepat perundingan untuk mengakhiri konflik terakhir di kawasan Amerika Latin itu.

Pemerintah Kolombia dan FARC memulai dialog di Oslo, ibu kota Norwegia, pada 18 Oktober yang bertujuan mengakhiri konflik setengah abad yang telah menewaskan ratusan ribu orang. Perundingan itu dilanjutkan sebulan kemudian di Havana, Kuba.

Tiga upaya sebelumnya untuk mengakhiri konflik itu telah gagal.

Babak perundingan terakhir yang diadakan pada 2002 gagal ketika pemerintah Kolombia menyimpulkan bahwa kelompok itu menyatukan diri lagi di sebuah zona demiliterisasi seluas Swiss yang mereka bentuk untuk membantu mencapai perjanjian perdamaian.

Kekerasan masih terus berlangsung meski upaya-upaya perdamaian dilakukan oleh kedua pihak.

FARC, kelompok gerilya kiri terbesar yang masih tersisa di Amerika Latin, diyakini memiliki sekitar 9.200 anggota di kawasan hutan dan pegunungan di Kolombia, menurut perkiraan pemerintah. kelompok itu memerangi pemerintah Kolombia sejak 1964, demikian AFP.

(M014)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013