Investasi ini berarti bahwa BASF dapat terus mendukung ketersediaan pangan di Asia Pasifik dan seluruh dunia secara lebih luas lagi,"
Singapura (ANTARA News) - Pertumbuhan pengeluaran Riset dan Pengembangan Divisi Perlindungan Pangan perusahaan kimia BASF tercatat rata-rata 7 persen per tahun selama periode 2008--2012 atau 325 juta euro--430 juta euro.

"Investasi ini berarti bahwa BASF dapat terus mendukung ketersediaan pangan di Asia Pasifik dan seluruh dunia secara lebih luas lagi," kata Presiden Divisi Perlindungan Pangan BASF, Markus Heldt, di Singapura, Kamis.

Menurutnya, perusahaan itu juga merencanakan untuk mengeluarkan 300 juta euro per tahun untuk kapasitas produksi tambahan secara global untuk portofolio solusi pertaniannya.

Dia menekankan, investasi di bidang R&D dan produksi akan meningkatkan kolaborasi para petani di wilayah Asia Pasifik.

Sementara itu, Senior Vice President BASF Crop Protection Asia Pacific, Raman Ramachandran, mengatakan BASF akan membangun pabrik baru BASF untuk formulasi dan pengemasan di Rudong, Provinsi Jiangsu, China.

Menurutnya, pabrik tersebut akan mulai berproduksi pada 2014 dengan kapasitas 10.000 metrik ton dan menyerap 100 tenaga kerja.

"Pabrik tersebut akan mencakup keseluruhan solusi portofolio kami yang memungkinkan kami merespon kebutuhan para petani di China dan Asia Tenggara dengan lebih cepat dan efisien," katanya.

Pembicara tamu pada media event BASF dari Australian National University Collage of Asia and the Pacific, Prof. Peter Warr mengatakan produksi makanan di Asia Pasifik menghadapi tantangan besar.

Tantangan tersebut, menurut dia, berupa pertumbuhan penduduk yang cepat, pertumbuhan permintaan yang kuat dan peningkatan urbanisasi.

"Peningkatan keamanan pangan menuntut penurunan harga makanan, pengurangan kemiskinan dan peningkatan produksi dengan teknologi pertanian yang semakin canggih," katanya.

BASF juga mengorganisasi inisiatif pendidikan petani seperti program Samruddhi (kemakmuran, red) di India untuk petani kedelai, Mitra Tani BASF di Indonesia untuk jagung dan padi, SMILE program di Thailand untuk padi.

Pada 2012 tercatat 250.000 petani telah menjadi anggota sekolah lapangan BASF. Mereka mendapatkan nasehat dan bantuan praktis sepanjang musim tanam agar hasil dan keuntungan pertanian mereka meningkat dibandingkan dengan yang bukan peserta program.

Sebelum 2015, BASF akan memperluas portofolio AgCelence yang sukses secara global dengan lebih dari 10 tanaman kesehatan baru, terutama buah dan sayuran di pasar Asia Pasifik.

BASF telah mengeluarkan produk AgCelence yang menyediakan tanaman dengan toleransi stres, kinerja pertumbuhan dan daya hidupnya yang lebih baik, terutama kedelai, jagung, kapas, sejumlah buah-buahan dan sayuran.

"Produk agCelence telah berhasil baik di India, China, Indonesia dan Vietnam," kata Ramachandran.

BASF yang memiliki jaringan produksi di 100 lokasi di 16 negara menargetkan pertumbuhan dua persen di atas pasar Asia Pasifik hingga 2020.

Nilai penjualan BASF pada 2012 tercatat 12,5 miliar euro, kata Presiden, South and East Asia, ASEAN, and Australia/New Zealand, BASF, Gops Pillay.
(K004)

Pewarta: Kunto Wibisono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013