Teheran (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Iran pada Sabtu bersikeras bahwa negaranya tidak pernah mengirim "pasukan militer" ke Suriah, sebagai bantahannya atas tuduhan dari pihak Barat yang mendukung pemberontak Suriah.

"Republik Islam Iran tidak pernah mengirim pasukan militer ke Suriah dan tidak akan pernah melakukannya," kata Ahmad Vahidi dalam siaran pers yang disiarkan oleh media setempat, lapor AFP.

"Iran tidak setuju dengan pengiriman tentara ke Suriah karena kebijakannya mendukung resolusi konflik itu," ujarnya, merujuk pada seruan Teheran untuk mencari solusi politik guna mengakhiri perang yang diperkirakan telah merenggut 94.000 nyawa semenjak 2011 silam.

Ia tidak menyebutkan secara jelas apakah ia merujuk pada prajurit atau penasihat militer.

Pada September 2011, pemimpin Pasukan Pengawal Revolusi Iran, Mohammad Ali Jafari, mengatakan bahwa sejumlah anggota operasi luar negerinya, unit Pasukan Quds, berada di Suriah namun hanya untuk memberi "konsultasi dan masukan" kepada pemerintah setempat.

Iran dituduh oleh sejumlah negara Barat dan Liga Arab penyokong pihak oposisi pemberontak memerangi sekutu mereka, Presiden Bashar al-Assad, telah memasok senjata dan tentara untuk membantu militer Suriah.

Salah seorang pejabat tinggi AS pada Selasa (21/5) mengatakan bahwa pihak Iran bekerja sama dengan sekutu mereka kelompok Syiah Lebanon, Hizbullah, untuk mengambil alih pangkalan oposisi pemberontak di Qusayr dekat perbatasan Lebanon.

"Itu upaya paling nyata yang terlihat dari Hizbullah untuk melibatkan diri secara langsung dalam pertempuran di Suriah sebagai pasukan asing, dan kami memahami bahwa ada Iran juga di sana," kata pejabat yang menolak identitasnya disebut itu.

Tuduhan serupa juga dilontarkan oleh kelompok oposisi pemberontak bersenjata Suriah yang menyatakan Iran telah "membunuh Suriah".

"Ribuan tentara Iran dan kolaborator teroris mereka dari Hizbullah menginvasi Suriah. Tentara penginvasi tersebut mengepung dan berusaha menyerbu sejumlah kota, termasuk Qusayr dan Homs ...," kata pimpinan sementara Koalisi Nasional, George Sabra, kepada AFP di Istanbul pada Sabtu.

Iran, menolak pencopotan Presiden Bashar dari dari jabatannya, menuduh sejumlah kelompok oposisi Suriah sebagai "teroris" namun berulangkali membantah tuduhan ikut memainkan peran militer di medan perang.

Salah seorang perwira tinggi militer Iran pada awal Mei mengatakan negaranya siap "melatih" tentara Suriah apabila Damaskus meminta bantuan. (G006/AK)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013