Saya tahu bahwa saat ini di tengah kesulitan petani karet, ada toke karet yang coba mencari keuntungan pribadi. Membeli karet dengan harga murah, dan menimbunnya. Lalu menjualnya kembali saat harga tinggi,"
Jambi (ANTARA News) - Gubernur Jambi Hasan Basri Agus menyindir prilaku para toke karet yang suka memanfaatkan kesulitan petani untuk mencari keuntungan yang tinggi.

"Saya tahu bahwa saat ini di tengah kesulitan petani karet, ada toke karet yang coba mencari keuntungan pribadi. Membeli karet dengan harga murah, dan menimbunnya. Lalu menjualnya kembali saat harga tinggi," kata Gubernur.

Pernyataan tersebut disampaikan langsung di hadapan para petani karet di Desa Muara Jangga Kecamatan Batin XXIV, Kabupaten Batanghari, belum lama ini saat penaman karet perdana pada lokasi lahan dengan mengunakan bibit karet unggul.

Hasan Basri Agus mengimbau agar prilaku toke karet harus diperhatikan pemerintah, sebab daya tahan karet jauh lebih aman dibandingkan dengan hasil perkebunan sawit.

Bokar karet mampu bertahan hingga mencapai tiga bulan lamanya di penyimpanan. Sementara sawit, bila sudah dipanen harus dijual guna menghindari busuk.

"Kalau karet disimpan bisa bertahan beberapa bulan, dibandingkan dengan sawit, sehingga banyak toke karet yang memmanfaatkan kesempatan tersebut," katanya.

Pada kesempatan itu Hasan Basri Agus memberikan penguatan kepada masyarakat bahwa dengan bertanam karet maka perekonomian warga petani tetap akan aman, sebab karet dapat berproduksi setiap hari dan hasilnya juga bisa dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari.

Dengan bermodalkan perkebunan karet akan menjadi kekuatan ekonomi masyarakat, selain kebun sawit, pinang dan sawah. Diyakini dengan memiliki kebun karet masyarakat akan maju dan sejahtera.

Sementara itu, Wakil Bupati Batanghari Sinwan SH, mengungkapkan, peremajaan karet di Batanghati bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat, khususnya petani karet.

Dengan melakukan peremajaan karet, diharapkan akan menggeliatkan perekonomian masyarakat yang pada akhirnya meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan.

Sinwan juga mengungkapkan, meskipun lahan perkebunan karet di Batanghari cukup luas, namun produktivitasnya belum maksimal, karena banyak pohon yang sudah tua.

"Selain itu juga, petani mengalami kesulitan untuk membawa keluar hasil kebun mereka," tambahnya.

Masyarakat juga harus benar-benar memperhatikan tanaman karet yang ditanam dan tetap mengutamakan bibit karet unggul.

(KR-BS/E003)

Pewarta: Bangun Santoso
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013