Jakarta (ANTARA News) - Sensus Pertanian 2013 akan menghasilkan data terkait pengeluaran dan produktivitas petani di seluruh Indonesia, yang dapat dimanfaatkan pemerintah dalam membuat kebijakan.

Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin ketika dihubungi di Jakarta menyatakan dari sensus pertanian akan diperoleh data-data seperti pengeluaran dan pendapatan petani di masing-masing sektor, jumlah rumah tangga petani yang menghasilkan tanaman-tanaman pangan seperti padi, hortikultura, berapa yang menjadi peternak sapi, petambak, termasuk luas lahan dan hasil produksinya.

"Ini dapat menjadi referensi bagi pemerintah dalam membuat kebijakan," katanya.

Dia menjelaskan, BPS akan melakukan pendataan petani secara keseluruhan hingga akhir Mei 2013. Hingga saat ini proses pendataan sudah mencapai 96 persen.

Selanjutnya kata dia, pada bulan Juni 2013 akan dilakukan pemilahan data berdasarkan jumlah petani, produk yang dihasilkan, termasuk juga jumlah perusahaan yang bergerak di bidang pertanian.

"Nanti pada November 2013, dari data yang sudah dirapikan, akan diambil sampel secara nasional. Sampel itu untuk menghitung dan mengetahui berapa pendapatan para petani nasional, serta kemungkinan adanya pendapatan petani dari sektor di luar pertanian," ujar dia.

Sedangkan pada pertengahan Mei 2014, BPS akan merinci struktur biaya atau pengeluaran para petani, terkait penyediaan pupuk, pakan ternak dan lain sebagainya.

Suryamin mengatakan sensus pertanian ini dilakukan selama 10 tahun sekali layaknya sensus penduduk. Petugas sensus BPS akan mendatangi setiap petani di seluruh Indonesia untuk melakukan wawancara.

Dia mengharapkan data-data dari sensus tersebut dapat menjadi tambahan informasi bagi pemerintah, agar kebijakan yang dikeluarkan benar-benar bisa memberikan kesejahteraan bagi petani.


Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013