Saat ini baru ada sekitar 33.000 guru bimbingan konseling (BK) atau konselor yang berada di sekolah, sehingga Indonesia masih banyak kekurangan guru BK,"
Magelang (ANTARA News) - Indonesia membutuhkan sekitar 129.000 guru bimbingan konseling jika satu guru mengampu sebanyak 150 hingga 250 siswa di sekolah, kata Ketua Umum Pengurus Pusat Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia (Abkin) Mungin Edy Wibowo.

"Saat ini baru ada sekitar 33.000 guru bimbingan konseling (BK) atau konselor yang berada di sekolah, sehingga Indonesia masih banyak kekurangan guru BK," katanya pada acara seminar Internasional Konseling Malaysia-Indonesia (Malindo) 3 di Magelang, Jateng, Rabu malam.

Menurut dia, Indonesia saat ini masih kekurangan puluhan ribu guru BK. Jika dikaitkan dengan rasio jumlah guru BK tidak sebanding dengan jumlah siswa di SMP/MTs dan SMA/MA/SMK yang mencapai 19 juta siswa.

Mungin mencotohkan, di Kabupaten Bengkulu saat ini baru ada sekitar 12 sampai 13 guru BK. Padahal, dalam suatu daerah kabupaten/kota itu pasti ada SMP, MTs, SMA, SMK dan MA. "Jadi memang guru BK saat ini masih sangat sedikit," katanya.

Apalagi, katanya, jika dikaitkan dengan adanya kurikulum 2013, semakin merapatkan tugas guru konseling untuk berperan.

Betapa tidak, kata dia, jika pada kurikulum sebelumnya hanya jurusan IPA, IPS dan Bahasa, dan untuk di SMK hanya ada program keahlian. Namun pada pelaksanaan kurikulum baru tersebut diubah menjadi kelompok peminatan.

"Sistemnya jika di SMA, maka akan ada Kelompok Peminatan Matematika, Kelompok Peminatan IPA, IPS dan Kelompok Peminatan Bahasa dan Budaya. Sementara di SMK ada Kelompok Peminatan Keahlian dan di MA dan MTs ada Kelompok Peminatan Keagamaan," ujarnya.

Semakin mengerucutnya program atau jurusan di sekolah menengah tersebut, katanya, peranan guru BK dianggap sebagai tonggak kesuksesan para siswanya.

Ia mengatakan, dalam proses pemilihan kelompok peminatan itu, seorang guru harus mengambil sikap dan saran dengan kecocokan individual siswa masing-masing.

"Dalam memilih biasanya siswa tidak bisa memilih sendiri. Harus ada guru BK yang memberikan arahan supaya cocok dengan kemampuan mereka, karena kalau sampai kelompok peminatan ini tidak cocok, maka siswa itu pasti akan gagal," katanya.

(H018/E005)

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013