"Pada dasarnya, persiapan yang dilakukan sama seperti tahun lalu. Namun, dari hasil evaluasi pada libur panjang sebelumnya, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki seperti ketersediaan toilet, kebersihan kawasan dan pelayanan wisatawan," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro Syarif Teguh di Yogyakarta, Minggu.
Khusus untuk penambahan toilet, lanjut Syarif, sudah ada koordinasi dengan Pemerintah DIY untuk menambah jumlah toilet "portable" di kawasan tersebut sebanyak tiga hingga enam unit.
Namun demikian, UPT Malioboro belum bisa memastikan lokasi penempatan toilet tersebut karena perlu ada koordinasi dengan Pemerintah DIY. "Penempatan toilet juga perlu memperhatikan faktor estetika lingkungan," katanya.
Di sepanjang Kawasan Malioboro, sudah ada sejumlah toilet umum yang disediakan oleh pemerintah yang berfungsi baik dan bisa dimanfaatkan oleh wisatawan meskipun dari segi bentuk tidak terlalu bagus.
Di antaranya terdapat di "teteg sepur", depan kantor DPRD DIY, Kepatihan dan Titik Nol Kilometer Yogyakarta, dan di kawasan Pasar Sore sebanyak 15 unit. "Pemilik toko di sepanjang Malioboro juga menyiapkan fasilitas toilet yang bisa dimanfaatkan oleh wisatawan," katanya.
Selain toilet umum, UPT Malioboro juga akan menyiapkan pos pengaduan di depan kantor UPT Malioboro yang bisa diakses oleh wisatawan, serta "tourist information center" (TIC) untuk memberikan informasi kepada wisatawan.
"Kami juga akan memaksimalkan fugsi radio komunitas di Malioboro serta `closed circuit television` (CCTV) yang sudah terpasang. Ada tujuh unit CCTV yang bisa membantu pengawasan di Malioboro," katanya.
Syarif menyebut, libur panjang akhir pekan bertepatan dengan perayaan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW akan menjadi awal kepadatan di Malioboro hingga libur panjang sekolah berakhir.
Sepanjang Juni, lanjut dia, akan ada banyak kegiatan di kawasan Malioboro seperti Festival Kesenian Yogyakarta, Festival Ruwahan, dan Festival Pasar Tradisional.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013
