Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi Santoso mengaku tertekan dengan pemberitaan akhir-akhir ini mengenai kasus korupsi pengadaan Al Quran yang menyebut-nyebut namanya.

Tekanan yang dihadapi Priyo tidak saja datang dari luar tetapi juga dari internal partai tempatnya bernaung, Golkar. "Hari-hari ini saya mendapatkan tekanan yang cukup berat dari dalam dan dari luar. Saya agak sedih juga teman-teman di dalam (Golkar). Ada segelintir pimpinan teras yang seperti menggerakkan pemberitaan," kata Priyo di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Senin.

Ia juga mengaku ada yang mencoba mengusik jabatannya sebagai Wakil Ketua DPR RI dengan kasus korupsi pengadaan Al Quran.

"Tidak apa-apa, tapi menurut saya, kalau ingin mengganti posisi saya di mana pun ya sebentar lagi kan pemilu, tinggal setahun lagi, silahkan saja. Dan caranya yang baik. "

"Jangan yang seperti ini kan jadi tidak enak, apalagi saya selama ini kan baik, santun. Saya tahu betul masalah ini, tapi ini resiko saya, tapi tetap harus ada tata krama kalau ada seorang temen lagi begini, ya minimal doa lah jangan sampai ikut dorong-dorong gerakan untuk aspek-aspek pemberitaan," kata Priyo.

Ketika ditanya soal namanya disebut-sebut dalam putusan Fahd, Priyo menyebutkan, ada yang salah dari pemberitaan. "Ini saya minta diluruskan, karena quotation dari beberapa media tidak lengkap. Hakim mengutip pendapat kesaksian dr Fadh, (itu harusnya) disebut. Sekian-sekian, tapi hakim juga sebut bahwa Fadh mengakui satu persen itu untuk menambah fee yang bersangkutan."

"Jadi tolong lengkap meng-quote-nya. Kalau itu tidak ada, seolah-olah kata hakim. Ini kemarin saya ngelus dada, kok jadi begini," kata Priyo.

Kementerian Agama, katanya, bukanlah bidangnya. "Bidang saya, kata adalah masalah hukum politik dan keamanan, komisi I, II dan III."

"Saya tidak pernah bicara dengan Suryadharma Ali (Menteri Agama) tentang masalah ini, gak pernah telepon Nazaruddin Umar. Tak pernah membahas karena memang di luar saya," katanya.

(Zul)

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013