Saya bangga dan terharu, dengan kebudayaan kita bisa tampil di sini,"
Beijing (ANTARA News) - Mantan Ibu Negara Sinta Nuriyah Wahid menyatakan Indonesia harus berbangga hati memilliki keragaman kebudayaan dan kesenian tradisional yang unik serta dapat dinikmati bangsa lain.

"Saya bangga dan terharu, dengan kebudayaan kita bisa tampil di sini," katanya, sambil menahan haru ketika berbincang dengan ANTARA pada acara "Malam Indonesia", di Kantor Pusat ASEAN-China di Beijing, Kamis malam.

Ia menambahkan,"bayangkan, tarian tradisional kita dapat menarik kagum para hadirin, dapat bernyanyi sambil bermain angklung bersama, menari bersama diiringi lagu tradisional Indonesia".

Sambil memegang sebuah angklung, Sinta Nuriyah Wahid mengatakan, kebudayaan dan kesenian dapat menjadi alat diplomasi yang efektif.

"Karena itu Indonesia dengan segala keragaman budaya dan seni harus berbangga hati," katanya.

Hal senada diungkapkan Duta Besar RI untuk China merangkap Mongolia Imron Cotan mengatakan melalui kebudayaan dapat ditingkatkan kerja sama yang erat antara negara-negara ASEAN dan China.

"Selama ini, hubungan ASEAN dan China telah berjalan baik dalam kerangka "ASEAN plus one" dan akan terus ditingkatkan serta diperluas ke berbagai bidang antara lain kebudayaan," ujarnya.

Sementara Sekretaris Jenderal Pusat ASEAN-China Ma Mingqiang mengatakan ASEAN dan China tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

"Kamia saling bertetangga dan saling membutuhkan. Karena itu perlu ada kerja sama yang baik di berbagai bidang," ujarnya.

Ma menambahkan salah satu fungsi didirikannya Pusat ASEAN-China adalah untuk mempererat hubungan kerja sama antara kedua pihak, antara lain kerja sama kebudayaan dan kesenian, seperti yang ditampilkan Indonesia.

Acara Malam Indonesia menampilkan profil Provinsi Sulawesi Barat melalui tarian, lagu dan makanan khasnya. Diawal acara ditampilkan tarian Tuqduq Mandar Litaq Pembelongan atau Tarian Tanah Air, dihadapan para hadirin yang terdiri atas perwakilan sepuluah negara ASEAN, China, serta sejumlah negara sahabat di Beijing.

Ditengah acara, para penari mengajak beberapa hadirin untuk menari bersama hingga tarian usai. Selain tarian, dilantunkan pula lagu-lagu tradisional Indonesia seperti Angin Mamiri, Ayo Mama, beberapa lagu mandarin seperti Yue Liang Dai Biao Wo De Xin dan lainnya.

Selain itu para hadirin juga diajak menikmati pertunjukkan okestra angklung dari Saung Udjo yang memainkan tiga lagu. Setelah itu para hadirin juga diajak bermain angklung bersama dibawah arahan Kang Daeng Udjo dengan tiga lagu.

(R018/Z003)

Pewarta: Rini Utami
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013