Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia memperkirakan perekonomian Indonesia pada triwulan II-2013 melemah ke kisaran batas bawah antara 5,9 persen - 6,1 persen sejalan dengan melemahnya perekonomian global.

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo di Jakarta, Kamis, mengatakan berlanjutnya krisis di Eropa dan perlambatan ekonomi China berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi global untuk semakin bias ke bawah.

Perkembangan tersebut, menurutnya akan berdampak pada terbatasnya pertumbuhan ekspor dan investasi, khususnya investasi non-bangunan.

Sementara itu, dorongan pertumbuhan terutama berasal dari konsumsi rumah tangga dan investasi bangunan yang diprakirakan masih cukup kuat.

Di sisi eksternal, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan II-2013 diprakirakan membaik ditopang oleh surplus yang cukup besar di Transaksi Modal dan Finansial (TMF), setelah mengalami defisit di triwulan I-2013.

Surplus TMF didukung oleh aliran masuk modal investasi langsung dan portofolio seiring dengan persepsi positif terhadap fundamental dan prospek ekonomi Indonesia ke depan.

Di sisi lain, sesuai dengan pola musimannya defisit transaksi berjalan pada triwulan II-2013 diprakirakan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.

Kinerja ekspor masih tertekan karena lemahnya permintaan dan penurunan harga komoditas dunia, sementara impor termasuk impor migas masih meningkat.

Cadangan devisa pada akhir Mei 2013 sebesar 105,1 miliar dolar AS atau setara dengan 5,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, di atas standar kecukupan internasional.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Kamis ini memutuskan kenaikan BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,00 persen setelah sebelumnya bertahan di posisi 5,75 persen selama 16 bulan.

Pewarta: Dody Ardiansyah
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013