Ankara (ANTARA News) - Lebih dari 70 perwira militer Suriah, termasuk enam jenderal dan 22 kolonel, telah meninggalkan tentara Presiden Bashar al-Assad dalam 36 jam terakhir dan telah menyeberangi perbatasan ke Turki.

Ini adalah pembelotan terbesar dalam beberapa bulan terakhir, kata seorang pejabat mengatakan kepada AFP, Sabtu.

Pembelotan 71 perwira militer dan dua polisi itu terjadi setelah Washington mengatakan pihaknya memiliki bukti bahwa pasukan pemerintah Suriah telah melakukan serangan mematikan dengan senjata kimia terhadap pemberontak dan Amerika Serikat akan mulai memberikan dukungan militer kepada pihak oposisi.

Departemen Luar Negeri AS sebelumnya mengatakan bahwa penggunaan senjata kimia oleh pasukan pemerintah Suriah dan keterlibatan pejuang Hizbullah menunjukkan kurangnya komitmen Presiden Bashar al-Assad pada perundingan dan mengancam untuk "menempatkan penyelesaian politik di luar jangkauan.

Deplu mengutip komentar Menteri Luar Negeri John Kerry setelah dia melakukan pembicaraan dengan menteri luar negeri Irak.

"Menteri menegaskan kembali bahwa Amerika Serikat terus bekerja secara agresif untuk solusi politik dengan tujuan diselenggarakannya Pertemuan Jenewa kedua, tetapi bahwa penggunaan senjata kimia dan meningkatnya keterlibatan Hizbullah menunjukkan kurangnya komitmen rezim untuk melakukan perundingan dan mengancam untuk menempatkan penyelesaian politik di luar jangkauan," kata Deplu.
(H-AK)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013