Jakarta (ANTARA News) - Jajanan maupun jasa boga di Sekolah Dasar ternyata yang paling sering menimbulkan keracunan dibandingkan jajanan dan jasa boga di TK, SMP, SMA, maupun perguruan tinggi.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mencatat Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan di sekolah dasar (SD) tertinggi sejak 2009.

"Pada 2009, persentase KLB keracunan pangan di tingkat SD sebesar 77 persen, tahun 2010 sebesar 68 persen, 2011 sebesar 78 persen, dan pada 2012 juga masih menduduki peringkat pertama sebesar 73 persen,"  kata Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya BPOM Dr. Roy A. Sparringa di Jakarta, Kamis.

Persentase KLB keracunan pangan pada 2010 paling tinggi masih di tingkat SD yakni 68 persen sedangkan TK dua persen, SMP 17 persen, SMA lima persen, dan perguruan tinggi tujuh persen.

"Jenis pangan penyebab KLB keracunan pangan salah satunya yang paling tinggi adalah pangan jajanan dan jasa boga, keracunan disebabkan antara lain oleh cemaran mikroba, cemaran kimia, dan cemaran fisik seperti adanya benda fisik berbahaya seperti karet, biji stapler, dan lain-lain," kata Dr. Roy.

Sekitar 40 hingga 44 persen jajanan anak sekolah, terutama SD, tidak memenuhi syarat, salah satunya disebabkan kurangnya higienitas kantin.

Oleh sebab itu, BPOM menggalakkan aksi nasional menuju pangan jajanan anak sekolah yang aman, bermutu dan bergizi.

"Aksi dilakukan dengan memberdayakan komunitas sekolah, meningkatkan koordinasi dan jejaring kerja lintas sektor pusat dan daerah, serta meningkatkan keamanan, mutu, dan gizi panganan jajanan sekolah di Indonesia," katanya.

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013