Bukan dihentikan, tapi dikembalikan ke-'roh'-nya sebagai ajang 'pesta rakyat Jakarta',"
Jakarta (ANTARA News) - Bakal calon anggota legislatif (bacaleg) Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dari daerah pemilihan Provinsi DKI Jakarta Rommy mengharapkan tradisi pelaksanaan Pekan Raya Jakarta (PRJ) perlu ditinjau ulang agar menjadi "pesta rakyat" Jakarta.

"Bukan dihentikan, tapi dikembalikan ke-'roh'-nya sebagai ajang 'pesta rakyat Jakarta'," katanya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.

Rommy mengatakan, di luar persoalan tentang kepemilikan dan teknis pelaksanaan PRJ  seperti yang terjadi saat ini, harus diakui bahwa unsur komersial PRJ lebih terasa dominan.

Menurutnya, selama ini dimensi budaya PRJ sepertinya terabaikan dan tidak dijadikan menu utama perayaan.

"Coba saja lihat, isinya pameran dan jual beli barang. Memang sih ada panggung hiburan. Tapi kehadiran hiburan itu tidak lebih dari sekadar selingan, hanya untuk menarik pengunjung saja ujung-ujungnya sibuk belanja. Barang yang dijual pun dapat dibeli di tempat lain. Jadi, kayak mindahin toko dan mal saja," tambahnya.

Sementara itu, dalam tradisi perayaan ulang tahun kota di beberapa negara lain, aspek budayanya lebih menonjol dibanding aspek komersialnya. Hal itu justru lebih menarik karena oleh pemerintahnya perayaan itu sekaligus dijadikan sebagai ajang wisata unggulan.

"Dengan demikian pelaksanaannya tidak hanya dinikmati oleh warga kota itu sendiri tapi oleh masyarakat para wisatawan mancanegara yang datang ke sana," ujar Rommy.

Dia mengharapkan, agar Pemprov DKI Jakarta memikirkan agar PRJ bisa sebagai festival atau pesta budaya, pesta Indonesia yang khas. Tuan rumahnya tentu saja pemerintah dan warga Jakarta, sehingga akan makin menguatkan posisi Jakarta sebagai miniatur Indonesia.

Selain itu, kata Rommy, keberadaan warga asing dari berbagai negara yang ada di Jakarta juga dapat dilibatkan untuk kemeriahan peserta, serta agar event budaya itu mempunyai resonansi internasional sehingga dapat menarik minat wisatawan asing.

"Soal bagaimana teknis pelaksanaannya, mari kita pikirkan bersama. Yang penting seluruh warga Jakarta khususnya terlibat aktif sebagai peserta, sebagai pelaku pesta, bukan diarahkan sekadar jadi konsumen," ujarnya.(*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013