Semarang (ANTARA News) - Warga di sekitar Pantai Ayah atau Lohgending, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, mendengar suara dentuman keras sesaat sebelum tsunami. "Suaranya keras sekali seperti bom, tapi kami tidak tahu sebenarnya suara apa itu. Tetapi tidak lama kemudian, air pantai Ayah pasang," kata Partinah (47) warga Desa Munggu, Petanahan, Kebumen ketika dihubungi Senin malam, saat sedang dalam perjalanan mengungsi bersama keluarganya. Ia mengatakan, warga mendengar suara dentuman berasal dari arah pantai. Pada saat itu, warga hanya berpikiran suara itu akan diiringi gempa bumi dan tsunami. Namun tidak lama kemudian, justru air pantai pasang seperti kejadian di Aceh. Di saat air pantai pasang bersama ikan yang ikut terbawa, tidak lama kemudian air surut, kemudian pasang lagi dan surut lagi dengan jangkauan air kurang dari satu kilometer. Akibatnya, sejumlah tempat berjualan pedagang kaki lima di tepian pantai, fasilitas umum seperti toilet, dan sejumlah perahu yang ditambatkan di pantai tersapu ombak. Sejumlah warga pun akhirnya berbondong-bondong mengungsi ke tempat yang lebih jauh dari pantai dengan sepeda roda dua desa dan mobil pribadi, sehingga arus lalu lintas saat itu menjadi kacau. "Kami takut suara dentuman itu tanda-tanda tsunami seperti di Aceh. Karena itu yang ada dalam pikiran kita adalah mengungsi untuk mencari tempat aman," kata Partinah yang mengaku hanya mengungsi dengan tiga anaknya. Partinah menjelaskan, suami dan seorang anaknya tidak ikut mengungsi karena menjaga rumah yang ditinggalkan sekaligus untuk memantau keadaan yang ada. "Meski tidak ikut mengungsi, di rumah sudah disiapkan sepeda motor untuk mengantisipasi air pantai pasang, sehingga saat air masuk ke pemukiman penduduk, mereka bisa langsung mengungsi" katanya. Tsunami dan sejumah gempa bumi sebanyak dua kali masing-masing berkekuatan 6,8 pada skala Richter dan sekitar 5,0 pada skala Richter dirasakan oleh warga Pangandaran dan kota-kota lain selatan Jawa Barat. Warga Jakarta dan Bandar Lampung pun merasakan getarannya. Sebelumnya, gempa yang terjadi pada 9,41 Lintang Selatan dan 107,19 Bujur Timur itu berada di Selatan Pulau Jawa tepatnya di Samudera Hindia dan pusat gempa sendiri berjarak 620 kilometer dari Bandung ke arah Selatan dan berkedalaman 33 kilometer dari permukaan laut.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006