Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah membidik kopi menjadi salah satu industri prioritas karena prospeknya yang baik, kata Menteri Perindustrian MS Hidayat di Jakarta, Selasa.

Saat ini konsumsi kopi masyarakat Indonesia memang baru 1,2 kilogram per kapita per tahun, lebih rendah dibandingkan negara-negara pengimpor kopi seperti Amerika Serikat sebesar 4,3 kilogram, Jepang 3,4 kilogram, atau Finlandia 11,4 kilogram.

Sementara produktivitas kopi nasional baru 700 kg biji kopi per hektare per tahun untuk robusta dan 800 kg per hektare per tahun untuk arabika. "Padahal produktivitas negara tetangga seperti Vietnam telah mencapai 1.500 kilogram biji kopi per hektare per tahun," kata Hidayat.

Selain itu Indonesia juga kaya akan varian kopi. "Kita memiliki berbagai varian khusus yang dikenal dunia seperti Gayo Coffee, Mandailing Coffee, Lampung Coffee, Java Coffee, Kintamani Coffee, Luwak Coffee dan masih banyak lagi," sambung dia.

Meski demikian, dalam pengembangan industri pengolahan kopi, Indonesia menghadapi kendala pada aspek bahan baku.

"Produksi bahan baku kita masih cenderung stagnan, selain itu sering terjadi perebutan bahan baku antara perusahaan lokal dan eksportir asing, dan meningkatnya impor bahan baku kopi kualitas rendah," papar Hidayat.

Untuk itu pemerintah menyarankan diversifikasi produk kopi olahan guna meningkatkan daya saing di era globalisasi ekonomi dan demi meningkatkan konsumsi kopi dalam negeri.
       

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013