Kedua program tersebut menjadi prioritas utama, karena dampaknya lebih signifikan,"
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah memprioritaskan kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi bagi program Bantuan Siswa Miskin (BSM) dan pembangunan infrastruktur pedesaan.

"Kedua program tersebut menjadi prioritas utama, karena dampaknya lebih signifikan," kata Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat.

Hatta beralasan program pembangunan infrastruktur mampu menyerap tenaga kerja, sehingga membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pemerintah menekankan pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Perlindungan Sosial, terdiri dari Bantuan Siswa Miskin, Program Keluarga Harapan, dan beras untuk masyarakat miskin, serta program khusus berupa Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) dan infrastruktur dasar.

Selain menyerap tenaga kerja, Hatta mengungkapkan program infrastruktur pedesaan akan memberikan manfaat terhadap 33 juta pengguna tersebar pada 4.000 desa dengan anggaran Rp7,2 triliun untuk pembangunan irigasi, jalan pedesaan, perumahan, serta program lainnya.

Sedangkan, pembangunan infrastruktur pemukiman dan pengadaan air bersih dialokasikan anggaran sebesar Rp2 triliun.

Terkait Bantuan Siswa Miskin, Hatta mengutarakan program tersebut dapat menjamin 16,6 juta siswa dari keluarga yang kurang mampu secara ekonomi.

Setiap siswa SD atau sederajat mendapatkan Rp450.000 per tahun , siswa SMP atau sederajat disumbang sebesar Rp750.000 per tahun dan pelajar SMA atau sederajat senilai Rp1 juta per tahun.

"Bantuan itu, belum termasuk tambahan bantuan buku, seragam dan alat tulis," kata Hatta seraya menambahkan target bantuan diberikan kepada siswa miskin putus sekolah.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh menargetkan tambahan bantuan siswa miskin sebagai salah satu kebijakan kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi akan mulai digelontorkan Juli 2013.

"Mudah-mudahan akhir Juli, itu sudah bisa dibagikan kecuali kelas satu. Data anak kelas satu baru didapatkan nanti pada pertengahan Juli. Itu tahun ajaran baru. Sebelum tahun ajaran baru kita belum tahu," katanya di Kompleks Istana Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (18/6).

Ia mengatakan, bantuan siswa miskin tersebut akan didistribusikan kepada 13,5 juta siswa miskin, baik SD, SMP maupun SMA/SMK.

(T.M040/R010)

Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013