gelandang-gelandang Spanyol tampil lebih dinamis dan lebih kuat, bahkan lebih siap bertarung habis-habisan.
Rio De Janeiro (ANTARA News) - Brazil dan Spanyol sama-sama membuktikan diri sebagai skuad terbaik di kolong langit selama penyelenggaraan Piala Konfederasi 2013.

Keduanya menyeret-nyeret perhatian dunia dengan memberi label "duel terbaik" dan "final ideal" di katedral sepak bola Rio De Janeiro.

Ini duel, bung! Bukan main bisik-bisik intrik sana-sini: kawan dipeluk, lawan disepak. Ini laga bola yang mengandalkan sportivitas dan mengedepankan hasil kerja. Dan sekali lagi bukan main pertemanan, melainkan turun bermain dalam pertandingan final. Sekali lagi...ini duel bung!   

Silakan menyaksikan sebuah drama ketika "Selecao" berusaha merobohkan imperium "La Furia Roja" dalam final Piala Konfederasi 2013 yang digelar di Estadio do Maracana, Rio De Janeiro, pada Senin dini hari WIB.

Brazil di bawah asuhan pelatih Luiz Felipe Scolari hendak menghentikan laju lokomotif Spanyol di bawah polesan pelatih Vicente Del Bosque.

Duel antara dua pelatih kawakan meramu taktik strategi. Duel antara mereka yang tahu dan paham bahwa profesionalitas tidak sebatas di atas kertas.     

Spanyol menorehkan segudang prestasi, juara Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2012. Asa Brazil membuncah. Tuan rumah ingin menjadi tim pertama yang menyabet gelar Piala Konfederasi tiga kali secara beruntun, setelah merengkuhnya pada 2005 dan 2009.

Brazil tidak diguncang momok cedera pemain, begitu pula dengan Spanyol. Keduanya tampil dengan kekuatan penuh dalam duel di Maracana.

Siapa yang bakal menang? Sama-sama berpeluang, dan hanya ada satu tim yang dinobatkan menjadi juara, Juara terlahir bukan dari hasil berkongkalikong, melainkan beraksi di lapangan sarat adrenalin meraih menang.

Bagaimana kedua tim mampu lolos ke final? Brazil melewati laga demi laga secara konsisten. Berturut-turut, Brazil memukul Jepang 3-0 (15/6), mengalahkan Meksiko 2-0 (19/6), menundukkan Italia 4-2 (22/6), kemudian melaju ke final dengan memukul Uruguay 2-1 (26/6).

Lini pertahanan Brazil terbilang kokoh, hanya kemasukan tiga gol, sementara lini depan juga relatif produktif mencetak gol, sudah 11 gol mereka kemas dalam empat laga. Neymar dan Fred berbagi tiga gol, sedangkan Paulinho dan Jo menjaringkan sisanya.

Sementara, Spanyol seakan dibelai kemenangan demi kemenangan. Menundukkan Uruguay dengan skor 2-1 (16/6), Melibas Tahiti dengan 10 gol tanpa balas (20/6), menghajar Nigeria 3-0 (23/6), dan melenggang ke final dengan mengalahkan Italia lewat drama adu penalti 7-6 (27/6).

Analisis Brazil dan Spanyol:

Boleh dibilang kedua tim sama-sama kuat dalam bertahan dan trengginas dalam menyerang. Brazil punya penjaga gawang tangguh dalam diri Julio Cesar, dan dua bek terbaik di atmosfer sepak bola Eropa, yakni Thiago Silva dan David Luiz.

Di kubu Spanyol, grafik penampilan penjaga gawang Iker Casillas terus menanjak. Dia ditopang oleh dua palang pintu sarat pengalaman, yakni Gerard Pique dan Sergio Ramos.

Soalnya sekarang, baik Brazil maupun Spanyol menyimpan masalah di area full bek. Spanyol cenderung berpaling kepada lini pertahanan yang diisi oleh para pemain asal Barcelona. Dani Alves di skuad Brazil dan Jordi Alba (Spanyol). Keduanya kerapkali tergiur meninggalkan posnya.

Di lini depan, situasinya setali tiga uang. Apakah Spanyol harus menurunkan lagi Torres, sebagaimana ketika mereka melawan Italia? Penampilan pemain Chelsea ini semenjana saja. Pergerakannya juga kurang membawa dampak apa-apa bagi tim.

Bagi Sellecao, pilihan bertumpu kepada Fred. Apakah memang Fred sudah layak menyandang predikat sebagai "goal getter", sementara penonton setia Maracana menyimpang kenangan akan kehebatan pemain legendaris Pele.

Di sektor gelandang, kedua tim bakal berduel habis-habisan. Spanyol mengandalkan tiga serangkai Barcelona, yakni  Xavi, Iniesta, Busquets. Sedangkan Brazil menyodorkan Neymar dan Oscar, dengan didukung Paulinho.

Jelas bahwa laga berlangsung ketat, saling jual beli serangan, adu kokoh pertahanan. Yang tak kalah penting, duel final dua raksasa sepak bola global ini menjanjikan hiburan.

Spanyol berada di atas angin. Alasannya ada dua. Pertama, gelandang-gelandang Spanyol tampil lebih dinamis dan lebih kuat, bahkan lebih siap bertarung habis-habisan. Kedua, Spanyol punya mentalitas bertanding untuk menang.

Mereka juga telah lebur menjadi satu timnas yang siap membela negaranya. Mereka ditempa dari dua klub raksasa, masing-masing Barcelona dan Real Madrid.

Kalau saja terjadi drama adu penalti, dan ada perpanjangan waktu, maka tinggal berharap kepada "tangan Tuhan" dari Iker Casillas.

Pernyataan dua pelatih:

Ketika mengomentari bahwa Brazil diuntungkan dengan tambahan waktu istirahat, Del Bosque menyatakan, "Meskipun saya mengalami kelelahan, saya harus terus berjuang dan berjuang."

"Saya tidak ingin mencari kambing hitam (dengan jadwal turnamen yang ketat) seperti ini...Kami punya 72 jam, kami harus siap tampil sebaik mungkin."

Ketika mengomentari perkembangan tim asuhannya, Scolari melambungkan optimisme, bahkan ia melihat kemajuan timnya terus mengalami peningkatan melawan Spanyol.

"Kami telah mencetak sejumlah gol untuk melaju ke final. Para pemain kini punya semangat bersatu. Fans juga memberi dukungan penuh. Ini modal baik jelang Piala Dunia."

"Tim ini telah melewati berbagai kesulitan dan mereka terus berkembang. Segala situasi itu justru mendewasakan mereka sebagai pemain. Dibandingkan dengan (tim Piala Dunia) tahun 2002, tim ini masih punya banyak harapan ke depan. Mereka masih muda."

Prakiraan susunan pemain:

Brazil (4-2-3-1):
Julio Cesar (penjaga gawang), Marcelo, Thiago Silva, David Luiz, Dani Alvez, Paulinho, Hernanes, Neymar, Oscar, Hulk, Fred

Spanyol (4-3-3):
Iker Casillas (penjaga gawang), Alvaro Arbeloa, Gerard Pique, Sergio Ramos, Jordi Alba, Xavi, Sergio Busquets, Iniesta, Pedro Rodriguez, Fernando Torres, David Villa.

Narasi "head-to-head":

* Brazil menang empat kali dari delapan laga melawan Spanyol (empat menang, dua kali imbang, dua kali kalah).
* Spanyol tidak terkalahkan dalam dua pertemuan (laga persahabatan pada 1990 dan 1999).
* Brazil mengalahkan Spanyol 6-1 di final Piala Dunia 1950 di Maracana (yang waktu itu masih memberlakukan format round-robin)   
* Spanyol tak terkalahkan dalam 29 laga yang kompetitif (24 kali menang, lima kali imbang).
* Spanyol juga tak terkalahkan dalam 26 pertandingan (20 kali menang, enam kali imbang) dalam seluruh kompetisi, mencakup laga persahabatan.
* Pertemuan terakhir kedua tim pada November 1999. Spanyol bermain imbang tanpa gol 0-0 melawan Brazil.
* Empat pemain yang memperkuat Brazil di ajang Piala Konfederasi 2013 bermain di klub sepak bola Spanyol.
* Spanyol meraup enam kali kemenangan dalam pertemuan melawan tim dari Amerika Selatan di segala kompetisi, mencakup laga persahabatan. Pada 2010, Spanyol mengalahkan Argentina dalam pertandingan persahabatan.  
 
Tiga besar prediksi (Goal.com)
 
* Brazil 2-1 Spanyol (19,54 persen)
* Brazil 1-2 Spanyol (17,97 persen)
* Brazil 1-3 Spain (      7,48 persen)

Lima pertandingan terakhir:     

Brazil
26 Juni 2013    Brazil 2 - Uruguay 1    FCC
22 Juni 2013    Italia 2 - Brazil 4    FCC
19 Juni 2013    Brazil 2 - Meksiko 0    FCC
15 Juni 2013    Brazil 3 - Jepang 0    FCC
9 Juni 2013    Brazil 3 - Prancis 0    FR

Spanyol
27 Juni 2013    Spanyol 7 - Italia 6    FCC
23 Juni 2013    Nigeria 0 - Spanyol 3    FCC
20 Juni 2013    Spanyol 10 - Tahiti 0    FCC
16 Juni 2013    Spanyol 2 - Uruguay 1    FCC
12 Juni 2013    Spanyol 2 - Irlandia 0    FR
 
Pemain andalan kedua tim:
 
Neymar
Posisi: Striker
Nomor punggung: 10

Laga final melawan Spanyol ini merupakan "laga perpisahan" dengan negara asalnya, dengan publik Maracana, sebelum ia bergabung ke Barcelona. Kecepatan Neymar akan menambah khasanah kekayaan sepak bola Spanyol.

Kecepatan Neymar boleh jadi mengancam Spanyol. Penampilannya menuai banyak pujian selama Piala Konfederasi ini. Ia ada selalu di balik kemenangan negaranya, mencetak tiga gol dalam tiga laga dan melakukan 10 kali tembakan ke gawang lawan.

Striker berusia 21 tahun ini sangat bersemangat menghadapi laga final melawan Spanyol. Ini menjadi motivasi tersendiri baginya. Ia masih terus berkembang sebagai pemain menuju cita-cita menjadi pemain bintang di masa depan.

Andrés Iniesta
Possi: Gelandang
Nomor punggung:  6

Usia pemain ini tidak  bisa dibilang muda lagi. Playmaker berusia 29 tahun ini menempati posisi istimewa bagi Spanyol. Ia kerapkali menjadi inspirator bagi rekan sesama tim. Ia bahkan pernah mencetak gol kemenangan ketika Spanyol menghadapi Belanda di final Piala Dunia 2010.

Brazil perlu ekstra waspada dengan pergerakan dan kelincahan, utamanya mobilitas pemain ini. Ia berkolaborasi apik bersama dengan Jordi Alba dari sayap kiri. Dan Spanyol kerapkali mengandalkan pola serangan dari sayap kiri.     
 
 
Narasi Prediksi:

Duel Brazil melawan Spanyol ditanggung seratus persen menyuguhkan serangkaian momen brilyan, mengundang decak kagum. Spanyol berusaha keras mengatasi cuaca dan kelembaban udara, sementara Brazil bertekad tampil gemilang di hadapan publik sendiri, apalagi menghadapi perhelatan Piala Dunia 2014.

Spanyol mengandalkan umpan-umpan cemerlang, sementara Brazil mengedepankan sejumlah pemain bintang bergaya Samba. Brazil memang banyak kali tampil mengesankan, buktinya mereka mampu lolos ke final.

Sebaliknya, Spanyol tidak kurang tampil konsisten. Ketika menghabisi Tahitu, banyak orang bergumam, "Wow, sungguh luar biasa Spanyol!" Tahiti dibuat gemetar, meski La Furia Roja mengalami kesulitan ketika mengalahkan Italia lewat drama adu penalti.
 
Prediksi editor Antaranews.com:
Brazil 1
Spanyol 2

Pewarta: AA Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2013