Tidak bisa dipungkiri Masjid Salman telah menorehkan sejarah sebagai pelopor gerakan dakwah kampus di Indonesia,"
Jakarta (ANTARA News) - Para pemikir Islam berharap Yayasan Masjid Salman Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali menggerakkan dakwah kampus dalam memajukan kualitas pendidikan dan ekonomi kerakyatan seperti yang terjadi pada era 1970-an.

"Tidak bisa dipungkiri Masjid Salman telah menorehkan sejarah sebagai pelopor gerakan dakwah kampus di Indonesia," kata Ketua Badan Pelaksana Masjid Salman Syarif Hidayat dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis.

Syarif mengatakan, Masjid Salman ITB menjadi penggerak pemikiran kritis dan semangat pembaharuan dalam berbagai aspek kehidupan pada era 1970 hingga 1990-an.

Namun, peranan Masjid Salman ITB sebagai pelopor gerakan yang kritis mulai berkurang sekitar tahun 2000, karena dakwah intelektualnya telah menghilang dan tidak menciptakan tokoh yang mampu berbicara pada tingkat nasional maupun internasional.

Pemikir Islam senior Dawam Rahardjo menyatakan keberadaan Masjid Salman ITB yang memasuki usia 50 tahun, harus dapat mengembalikan kejayaannya dengan memperjuangkan sektor pendidikan dan ekonomi di Indonesia.

"Penekanannya pada sektor pendidikan dan ekonomi kerakyatan yang holistik," ujar Dawam.

Aktivis Islam muda, Yudi Latif menambahkan keberadaan Masjid Salman ITB berpengaruh terhadap ketaatan masyarakat beragama di Indonesia yang saat ini jauh lebih taat beribadah dibanding era 1950-an.

Yudi menyarankan Masjid Salman ITB menjalankan gerakan umat Islam yang sejalan dengan tantangan terbesar, seperti keberagaman (heterogenitas).

"Umat Islan harus mampu mengelaborasi perbedaan," ucap Yudi.

Salah satu cendikiawan Fachri Ali menjelaskan Masjid Salman ITB diakui keberadaannya dalam mengembangkan konsep dakwah kampus, karena menggabungkan dunia modern dengan ilmu pengetahuan yang dapat diterima masyarakat.

Sebagai perayaan 50 Tahun Masjid Salman, Keluarga Alumni Salman (Kalam) dan Yayasan Pembina Masjid (YPM) Salman ITB mengadakan seminar berjudul "Refleksi untuk Menyongsong Era Kebangkitan Islam" yang dihadiri beberapa tokoh pemikir Islam, seperti Yudi Latif, Zuhairi Misrawi, Fachri Ali dan Dawam Rahardjo.(T014/I007)

Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013