Beijing (ANTARA News) - Sejumlah calon investor China menyatakan masih kebingungan untuk menanamkan modalnya di Indonesia karena berbagai hal, salah satunya belum paham tentang cara berinvestasi.

"Banyak hal yang belum kami ketahui dan pahami, tentang cara berinvestasi di Indonesia," kata Direktur China Coal Sunshine, Huang Yue Jian dalam Forum Promosi Investasi di Indonesia di Beijing, Jumat sore.

Ia menambahkan, "persyaratan investasi di Indonesia seperti apa, termasuk `negaitive list investment" di Indonesia apa saja. Ini penting bagi kami sehingga kami tidak bingung untuk berinvestasi di Indonesia."

Hal senada diungkapkan pula beberapa calon penanam modal yang hadir dalam kegiatan itu.

"Persyaratan, ketentuan dan batas-batas yang harus dipahami calon investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, kami masih bingung, termasuk aturan baru mengenai pertambangan," ujar salah satu pengusaha lainnya yang enggan disebut namanya.

Menanggapi itu Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Himawan Hariyoga mengatakan seluruh ketentuan yang menyangkut aturan berinvestasi di Indonesia dapat di akses langsung di laman BPKM.

"Selain itu, Kami juga menyiapkan informasi terbaru tentang peluang investasi Indonesia di setiap perwakilan Pemerintah RI di luar negeri termasuk China. Sehingga jika diperlukan Kami bisa melakukan pendampingan bagi para calon investor China yang akan melihat potensi investasi di Indonesia secara langsung," tuturnya.

Himawan mengatakan Indonesia menjadi salah satu negara dengan iklim dan layanan investasi terbaik di Asia. "Menurut versi Financial Times 2012, Indonesia merupakan negara tujuan investasi terbaik di Asia termasuk dalam hal iklim dan layanan investasinya," ungkapnya.

Sementara Duta Besar RI untuk China merangkap Mongolia Imron Cotan mengatakan kerja sama ekonomi Indonesia dan China dalam tiga tahun terakhir terus mengalami peningkatan.

"Jika pada 2010 nilai investasi China di Indonesia hanya mencapai 1,2 miliar dolar AS, maka pada 2012 meningkat menjadi 2,2 miliar dolar AS. Nilai itu masih relatif kecil jika dibandingkan dengan kemampuan investasi China yang rata-tata mencapai tujuh hingga sembilan miliar dolar AS per tahun," katanya.

Imron menambahkan, "Indonesia harus dapat memanfaatkan kebijakan `China Go Global` termasuk untuk mengirimkan investor menanamkan modalnya di mancanegara yang didukung pemerintahnya."

Dubes Imron mengatakan pihaknya rutin mengadakan "road show" ke beberapa wilayah di Indonesia yang memiliki potensi investasi. "Bagi para pengusaha China, yang ingin melihat langsung potensi investasi di Indonesia, bisa mengikuti kegiatan tersebut," katanya.

Promosi Investasi Indonesia 2013 di Beijing diikuti oleh sekitar 200 peserta dari Indonesia seperti Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, BKPM, perwakikan Pemerintah Daerah Aceh, Kalimantan Tengah, lima perusahaan yang begerak dibidang pertambangan, kimia dan usaha kecil menengah.

Acara dihadiri oleh sejumlah pengusaha China yang merupakan bagian dari 500 perusahaan terkemuka.

(R018/E001)

Pewarta: Rini Utami
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013